saya terperangah ada suara mengatakan barang toileteris yang saya
letakan di meja kaca wastafel ada yang mengenalnya dengan terdengarnya
suara berat menggelegar di tengah sepinya ruangan kamar mandi bersama di
asrama Menlo.
The skinny guy? The one who live right at the
corner second floor? Terdengar suara yang lebih kecil nyeletuk
memastikan kamar anak asia yang kurus cungkring itu tinggal di kamar
ujung lantai dua. Dan itu kamar saya!
Yup, he’s the one, I
recognize his wirdo tooth brush, yang disambut gelak tawa sekitar 5
hingga 7 orang menurut perkiraan saya. Sialan, kata saya dalam hati. Ada
juga yang memperhatikan sikat gigi saya yang sudah brodol dengan merek
ngak jelas beli di warung depan rumah di tanah air sekarang terbawa ke
asrama kampus Menlo ini.
Saya sedang dalam WC niatnya buang hajat
setelah cuci muka dan meletakan barang-barang kebersihan badan di atas
wastafel. Tersentak saya diam dalam toilet tersebut yang membuat saya
mengurungkan niat awal saya buang hajat pagi. saya menunggu dengan
bingung mau diapain lagi saya ini?. Mau diapain saya sama mereka yang
datang sekarang ini?..saya panic!.
Orang kampung yang datang ke
negeri jauh bernama negeri ‘american dream”. Tiap hari mendapatkan
tindakan yang bagi saya tidak sopan, bahkan menghina. Menghina ras asia,
menghina ukuran tubuh. Tas saya disembunyikan. Tugas kampus saya
dibuang. Dan banyak lagi. Sehingga saya memilih menghindar. Salah
satunya adalah saya memilih mandi pagi jam 6 pagi agar sepi. Kelas
rata-rata mulai jam 9. Dimana jam 8 kami biasa makan di kantin bersama,
sehingga kebiasaan mereka adalah mandi pagi jam 7.30an.
Jam 6 pagi sepi.
Ada 10 asrama di Menlo college. Dari 7.000 an murid ada 700 an siswa
yang tinggal di asrama. Masing-masing asrama terdiri dari 3 lantai.
Asrama pria dan wanita terpisah. Dalam 3 lantai asrama pria dimana saya
tinggal. kamar mandi ada di level 2 dan level 3. Level 1 disediakan
untuk laundry room dan student room untuk berkumpul dengan TV. Di kamar
tidak boleh ada TV.
Kamar mandi berupa tempat dengan pancuran 20
buah tanpa sekat pemisah. Bisa di bayangkan jika mandi bareng dimana
body mereka kayak raksasa semua. Apa lagi jika di saat tersebut ada
atlet olahraga mandi bareng. Biasa mereka bergerombol tidak sendiri.
tawa canda joke kasar ciri khas mereka keluar. Saling bercanda, dengan
candanya kasar. Bisa fisikal, bisa nge bully dengan kata-kata.
WC
toilet juga berbaris panjang ada 20 seat. Ditambah ada 20 urinoir.
Terbagi ruang kiri kanan. Didepanya meja wastafel kaca panjang dengan 20
water sink buat gosok gigi dan merapihkan diri. Lalu ada ruang kering ,
semacam powder room buat berdandanmerapihakn pakaian atau buat
berpoakaian, juga buat meletakan baju bersih dengan ada sebauh kaca
cermin besar.
Dalam dunia kampus. Di Menlo dan seperti di
kebanyakan kampus lainnya. Mereka memiliki banyak kelompok, ada yang
fraternity kesamaan akademi misalnya engineering punya delta gamma
alpha. Math punya Charlie Charlie tetha. Atau mereka dari kelompok
debat, kelompok politik, Atau mereka dari kelompok olah raga. Ada
American football, ada basket ball, ada baseball dan banyak lagi
kelompok, termasuk ras. Kelompok chicano, asal mexico, latinos, irish,
Italian, dan lain sebagainya.
Mereka semua biasa bersaing, biasa berantem, namun bisa juga sangat kompak. Dengan satu kesamaan rasa di kelompoknya.
Saya asia yang tidak punya genk, tidak punya kelompok, tidak punya
club. Saya orang baru di sebuah culture baru yang keras dan smart. Bener
mereka semua pintar, licik bahkan. Mereka semua akademisi. Pintar,
banyak ilmu, banyak informasi, banyak pengetahuan dan tetap saja keras
dan kasar karakternya. Karakter penaklukan.
Give those stuff to me, terdengar suara melengking dari sisi kanan wc saya. saya bisa pastikan bahwa barang saya yang dimaksud.
Catch it, seseroang melemparkan kepada yang memintanya. Saya hanya bisa
mengira-ngira karena saya berada dalam box toilet. Masih bercelana dan
melepas baju namun belum melakukan apa yang mau saya lakukan, buang
hajat.
Saya posisi jongkok di wc tersebut selayaknya orang buang
hajat. Sambil membayangkan apa yang mereka lakukan terhadap barang saya
di luar. Saya membayangkan dalam pikiran saya, kayaknya barang saya di
buang atau disembunyikan . dan bayangan tersebut mendadak sirna dengan
ketawa lepas mereka yang terbahak bahak. Mereka tahu saya di toilet. Dan
mereka memang niat mengerjain saya, seperti harihari sebelumnya.
seseroang saat itu jelas memegang salah satu barang saya dan melakukan
sesuatu. saya tidak tahu apa dan ngapain dia.
Yang jelas mereka
ada yang menutup mulut menahan tawa setelhanya, dan ada yang terbahak
bahak lepas tak tertahankan. Pasti lucu sekali buat mereka dan bukan
buat saya. mereka tidak bicara mereka ngapain. Saya diam dan berfokus
menunggu apa yang akan mereka katakan. Sehingga saya tahu barang saya
diapain.
Hingga seseorang nyeletuk, you creazy bitch!, kepada
temannya yang di sambut tawa lainnya sambil di tahan. Lalu yang lainnya
nyeletuk , put back those Asian stuff, sambil menahan tawa.
Saya
tegang sekali menanti apa yang mereka lakukan selanjutnya. Karena
mungkin saja mereka akan melakuakn hal fisikal kepada saya. disisi lain
pikiran saya menebak-nebak apa yang mereka lakukan terhadap barang saya.
DUUUK!! Tiba-taba pintu wc saya di gedor keras..hey Asian,
enjoy your shit!..hahahaha. saya terkaget lagi dengan gebukan di pintu
wc tersebut yang menambah hilangnya niat saya berhajat pagi.
Mules perutnya lain, saya ketakutan atas apa yang akan mereka kerjakan
selanjutnya. Namun itu jam 6 pagi. Rasanya mereka ngak akan mandi pagi,
dan benar saja satu-satu mereka keluar ruangan kamar mandi sambil
tertawa-tawa di tambah banyak komentar melecehkan candaan.
Rupanya mereka akan olah raga, ke kamar mandi karena mau kencing atau
melakukan ritual pagi lainnya. Dan sekarang mereka sudah pergi meninggal
ruangan.
Sedari tadi saya memilih diam, main aman. Bagi saya,
lebih baik saya memilih diam. Tak bergerak dalam wc tersebut. Suara
merekapun menjauh dan menghilang. Seketika ruangan hening.. Saya tahu
saya sendirian saat itu. Perlahan saya keluar dari wc tersebut.
Menatap ke arah wastafel saya perhatikan, odol masih ada, sikat gigi
ada, sampo sabun ada, handuk ada, berantakan memang, ta[I semua masih
ada. Saya ke depan kaca tersebut merapihkan barang –barang. Saya pikir
ada baiknya saya gosok gigi dan kalau nanti perut berantak mules baru
masuk ke wc lagi. Dan kali ini barang-barang akan saya bawa masuk dalam
wc. Walau sempit, namun pastinya lebih aman.
Saya ambil pasta
gisi yang sudah tipis pastanya, yang hanya keluar seadanya, saya
poleskan keatas sikat gigi yang bulunya brodol. UHHHH, bau taik…kurang
ajar, bau menyengat ketika sikat gigi itu setengah masuk dalam mulut
saya. saya ludahin berkali-kali. Saya kumur-kumur berusaha memuntahkan
isi di mulut saya..tangan saya di ujung wastafel, wajah saya melihat
lantai sambil berusaha membuang najis bau hal yang menjijikan tadi dari
mulut saya.
Brengsek, berkali-kali saya menghujat. Kayaknya
tadi sikat gigi ini di gosokkan kelobang pantat salah satu dari mereka.
Karena itu mereka puas sekali terbahak terpingkal.
Saya hanya
bisa membanting sikat gigi tersebut kedalam keranjang sampah. Saya mual
dan jijik, saya marah sekali, kesal sekali, bangsat ini anak-anak…#
Mardigu Saga Continue I