Rabu, 28 Oktober 2015

“ Agama itu untuk mengembangkan diri sendiri, bukan untuk mengkritik dan menghakimi orang lain”


Dalam beberapa tulisan yang lalu saya pernah menuliskan betapa penting nya mengenal “who you are”. Siapa diri kita. Apa kekuatan kita apa kelemahan kita. Bagaimana kecenderungan kita mengambil keputusan dan bertindak.
Semua ini menjadi pola atau “patern” anda. Kebiasaan, servo mechanism, keberuntungan seakan bisa terbaca. Ketika anda mengetahui “who you are”.
Misalnya dimasa sekarang, dimasa banyak hal mulai menunjukan hasil yang berlawanan dengan harapan anda. Dimana pasar mulai mencari ke arah harga lebih murah. Dimana pasar mulai focus dikebutuhan utama saja. Seperti pemenuhan kebutuhan akan pangan dan “survive” mendasar.
Jika anda berbisnis lapis kedua seperti pakaian, property, kendaraan anda mulai merasakan pasar mulai pilih-pilih dalam melakukan pembelian . atau anda berbisnis di lapis ketiga seperti barang gadget , aksesories, barang mewah, decoration, life style itu terpukul duluan.
Di market Indonesia mall isinya hanya orang “ngadem” dan datang ke café buat bicara bisnis, reunion, kongkow-kongkow. Tidak ada yang membawa tas belanjaan yang besar-besar lagi di kondisi saat ini. Didaerah pun sama. Belanja kebutuhan pokok memfokuskan ke 9 bahan utama, beras, gula, telor, minyak goreng, mie, bumbu dapur, daging, sayur.
Snack, roti, buah, menjadi hal yang di singkirkan sementara. Lebih focus ke mie instant yang bisa beli 4-5 buah ketimang beli1 apel Washington yag se biji nya 8.000 rupiah.
Jika anda mengenal “who you are” dimana karakter anda misalnya adalah extrovert people person. Anda gerah di masa sekarang ini. Orang ekstrovert terkadang memilih “lebih baik kalah nasi dari pada kalah gengsi”. Lebih baik makan bubur tapi mobil inova tetap di pertahankan untuk status dari pada lepas ganti avansa atau motor. Lebih pilih makan bubur. Ekstrovert terkadang memang mementingkan kebutuhan kedua bahkan ketiga dari pada kebutuhan pertama.
Apa itu salah? Tidak sama sekali. Orang seperti inilah yang mendatangkan citra “mereka sukses” dan layak dipercaya. Mereka bisa membuat bisnis menjadi panjang nafasnya.
Jika anda pernah ikut dalam beberapa pertemuan dengan saya pasti lah anda sudah mengenal “who you are” bagaimana menfaatkannya untuk diri sendiri dan untuk team anda.
Lalu ada hal lain yang tak kalah penting anda memahami. Yaitu “where you are”. Ini menunjukan capabilitas anda. Ini menunjukan dependence atau independent anda. Mentukan kemandirian anda.
Ketika anda tahu posisi anda “where you are” anda akan mudah mencari cantolan dan network perluasan jaringan anda.
Ingat, seseroang mau menjadi network anda kalau anda dianggap bisa melengkapo kekurangan orang tersebut. Anda akan di akses, anda akan di nilai oleh orang lain untuk anda di catat dalam bawah sadar mereka. Oh..ini jago IT, oh dia banker, o dia pandai melukis, nah ini orang yang bisa buat proposal, dia yang memiliki jaringan buat sosis halal, dia yang punya kebun organic, dan banyak lagi.
“where you are” ini wujudnya tidak ada, atau intangible. Dan asset terbesar seseornag adalah intangible tadi. Bukan tangible yang berwujud. Oh dia punya mobil BMW. Dia yang pakai motor Harley. Hal ini tidak kuat membekas dalam benak seseroang. Itu bukan “where you are” yang dimaksud dalam SHIO SUKSES anda. Inilah yang akan di kupas di exist di tengah krisis.
“where you are” adalah hidden potensi anda. Potensi terdalam dan terpendam seseroang. Ada yang sudah menggunakannya, ada ada yang tidak tahu!!!.
Ada yang salah pakai, ada yang baru sadar dan baru memulai mengunakannyanya, dan banyak yang tidak melihat besarnya potensi dirinya sendiri tersebut. Jadi secara sederhana, “Who you are” adalah menentukan “species “anda dalam dunia kemakmuran. “Where you are” adalah menentukan harkat anda dalam “rantai makanan” dalam dunia kemakmuran. # may peace be upon us