Bagaimana kalau kita jual seluruh assetperusahan kita di PT E sekarang
wiek? Itu suara dari telpon mitra saya kepada saya yang sejak salam
hingga 3 menit saya belum berbicara membalas monolognya. Dia memberi
masukan bicara satu arah.
Yang saya jawab, boleh, setuju, silahkan, monggo…
Namun ketika telfon di tutup. Pikiran saya mulai bekerja keras. Benar
saya mengucap dibibir saya setuju, namun di hati dan pikiran saya, saya
tidak setuju. Namun mengapa saya mengatakan setuju? Dalam bermitra
dalam berbisnis beda pendapat itu pasti. Di kasus di atas saya beda
pendapat, tapi saya setujukan.
Alasannya sederhana, jika yang
berbicara mitra anda yang telah membuktikan dirinya lebih matang, lebih
pengalaman, lebih sukses, lebih berpengaruh maka ada baiknya anda diam
dan setuju. Bukan mengajari menjadi orang yang pasrah, namun mencoba
melihat dengan mata ketiga.
Anda punya dua mata, ada pumya 1
otak, anda punya jalan hidup dan pengalaman, anda punya pendapat, dan
anda punya ilmu. Buku raport prestasi anda adalah kehidupan anda
sekarang ini. Kalau dulu di bangku sekolah setiap semester anda
mendapatkan hasil belajar anda semana 6 bulan belajar. Anda akan
mendapati, matematika anda 7, agama anda 8, absen anda banyak ngak masuk
kelas, perilaku anda semua dinilai.
Maka setelah tidak di bangku
sekolah, raport anda dalam keuangan adalah raport finansial anda. Merah
kah atau biru? Lingkar pengaruh anda, semakin besar lingkar pengaruh
anda, berarti anda disukai dan anda banyak menfaat pada orang lain.
Luasnya lingkar pengaruh adalah rapot biru. Kesehatan anda merah atau
biru tergantung seberapa rajin anda olah raga dan seberapa anda memahami
food manajemen. Seberapa sering orang memuji anda atau menghardik anda
adalah raport biru atau merahnya perilaku anda.
Bagi saya, jika
seseroang rapot kehidupanya lebih baik, lebih biru dari saya. dia
memberi saran atau pendapat, saya cenderung akan mengatakan iya. Tanpa
berfikir.
Seperti halnya dalam monolognya diatas, dia tidak
mengaharapkan dialog dengan saya. kondisinya pun saya fahami. Sekarang
musim kemarau, dalam bisnis semester dua tahun 2015 ini seperti di
analogikan musim kemarau panjang yang belum menunjukan kapan musim
hujan. Boro-boro mau panen.
Secara hukum alam, pohon, demi
“survival” di masa kering kemarau mereka merontokan daunnya. Dan efek
tersebut dalam bisnis juga sama. Merontokan daunnya. Karena saya salah
satu direksi, menjual asset perusahaan yang saya kelola artinya membuat
saya melepas 8 unit usaha, karena yang di jual adalah holdingnya. Dan
itu artinya juga merontokan saya.
Pendapat mitra saya, saya
benarkan, demi menyelamatkan pucuk perusahaan. Namun dalam pikiran saya
kayaknya saya punya pendapat lain. Dalam hal ini karena bukan menjadi
agenda dirinya maka saya boleh punya strategi lain. Untuk saya sendiri
tentunya. Bukan bersamanya.
Maka ketika telfon di tutup, saya
putuskan langsung…sebaiknya saya yang membeli saja sendiri perusahaan
bersama tersebut?! Kami exit dan saya pribadi masuk. Sepertinya
simple, namun kenyataanya tidak sesederhana itu.
Dalam intuisi
bisnis saya,saya merasa bisnis masih akan besar dan berpeluang menjadi
besar. Namun saya bukan ahlinya, bisnis ini bukan bidang saya kedua saya
tidak tersedia modal besar untuk menutup 90% kepemilikan sisanya di
luar milik saya.
Jadi ada dua hal yang saya harus lakukan.
Mencari orang “smater than me” yang lebih pintar dari saya, dan mencari
mitra “richer than me” mitra yang lebih kaya dari saya. tambah lagi,
smarter people itu mau bekerja dengan saya, dan richer person itu
percaya saya.
Ini yang saya katakan tidak sederhana.
Anda
semua pasti tahu apa isi kepala pemodal besar dan orang pintar itu khan?
ada beberapa pertanyaan yang akan mereka tanya yang saya harus jawab.
Satu saja gagal menjawabnya, maka kepercayaan tidak di dapat dan kita di
bilang “tidak pintar” atau bahasa lugasnya sudah bodoh miskin banyak
mau lagi.
Hasil pengalaman pribadi saya maka saya bisa simpulkan apa isi otak investor atau “what is inside the investor mind?”
mereka akan bertanya :
1. Apakah marketnya besar?
2. Dapatkah anda (bisnisnya) membuat margin keuntungan yang besar?
3. Apakah team personel anda handal?
4. Dapatkah anda mengambil pasar (market share) dengan cepat?
5. Saya (investor) akan dapat apa?
Itu adalah isi kepala seseroang yang richer lebih kaya dari anda. Lebih
kaya dari saya. 5 pertanyaan tersebut bisa anda jawab dengan data,
fakta dan pembuktian – proven concept. Maka mereka akan menengok
proposal anda, dan anda akan bersiap masuk kelevel berikutnya, anda akan
di tawar!!. Lalu mengenai mencari orang yang lebih pintar dari anda
dan mau bekerja buat anda?...sabar ya sahabat, masih ada hari esok. #
may peace be upon us