Sore tadi menyambut undangan bukber, saya berdiskusi dengan beberapa
sahabat pakar perekonomian.Kaum akademisi senior dan sering menjadi
narasumber media .saya diminta pendapatnya tentang pemerintahan
sekarang. Sebelumnya banyak hal telah kami diskusikan terlebih dahulu
via telpon. Terutama slow down ekonomi makro dan kebijakan kebijakan
pemerintah sekarang. Saya bukan pengamat pemerhati ekonomi makro,
saya adalah pelaku bisnis . slow down ini saya juga kena imbasnya,
namun sejak semester kedua tahun lalu memang saya sudah antisipasi.
Siklus ekonomi up down adalah siklus biasa, tidak ada yang down terus
dan tidak ada yang up terus. Yang jadi masalah kalau kita tidak
antisipasi.
Jujur sebagai pengusaha walaupun kecil skalanya, saya
belum pernah salah membaca siklus ekonomi. Tapi, untuk hal lain saya
banyak juga salahnya. Misalnya keputusan bisnis seperti salah pilih
tempat, salah pilih mitra, salah pilih SDM, salah pilih teknologi, salah
pricing, salah promosi, salah strategi, salah legal standing, salah
pembukuan, salah investasi, namun diantara banyak lagi kesalahan, dalam
timing saya agaknya sedikit beruntung, mungkin. Jarang saya salah baca
siklus.
Misalnya dalam siklus 97/98, siklus, 2002/03, siklus
2009/10 saya survive melakukan tindakan antisipasi sebelum down trend
terjadi. dan pada siklus awal jokowi 2014/15 saya diam sudah 9 bulan
sejak oktober hingga juni ini.
Yang saya lakukan sekarang hanya
konsolidasi kedalam, melakukan hibernasi, liquidasi beberapa perusahaan
yang harus tutup, dan membuka perusahaan baru jenis baru buat siap-siap
nge gas di semester dua tahun ini. Catatan, perusahaan yang tutup bukan
karena keputusan strategi, namun mitra saya meninggal, dia pakarnya,
maka 6 perusahaan di bawahnya harus di tutup, pegawai di pesangon.
Karena saya hanya pemilik, bukan direksi atau pengelola. Bisnis nya
sulit di duplikasi yaitu dunia hospitality. Jadi tutup saja. Semua staf
pegawai di pesangon sesuai aturan depnaker.
Kembali ke
pertanyaan para sahabat tentang pemerintahan jokowi dan mengapa saya
bisa membaca langkahnya, mereka minta penjelasan pengalaman, bukan
analisis akademi seperti mereka lakukan, mereka butuh mata praktisi.
Saya katakan saya bisa membaca gerak, ini adalah keilmuan yang nempel
dengan saya selama 25 tahun. Belum tentu benar 100% namun
“kecenderungan” yang saya butuhkan, “kebiasaan” yang saya baca. Bisa
melesat karena tekanan lain seperti unsur politik dalam negeri atau
kalah power dari politik luar negeri, sehingga ada satu dua keputusan
yang tidak biasa sesuai dengan kecenderungan jokowi.
Saya melihat
langkah jokowi sangat keras berantas illegal fishing, kapal-kapal
ditenggelamkan sebab saya yakin (menurut saya) di kepala president
Jokowi ini Indonesia hanya tertinggal memiliki kekayaan laut. Hanya
sisa itu kekayaan yang belum di garap, namun itupun sudah di curi
bangsa lain. Karena itu dia melakukan tindakan tegas. dia
menenggelamkan lebih dari 200 kapal illegal fishing di 5 lokasi di
Indonesia dalam kurun waktu 1 tahun ini . Efeknya begitu besar, kita
jadi tau Cold Storage di Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam dan RRC
kosong alias tutup.
Langkah berikutnya, saya yakin dia siap
tidak popular namun dia akan tutup dengan pembangunan infrasturktur
darat, laut udara, dimana tol darat, pelubahn laut dan pelabuhan udara
di genjot dibangun dalam 3 tahun kedepan sama dengan 10 tahun SBY. Tapi
percaya saya di sela-sela itu dia akan melakukan hal yang tidak populuer
yaitu mencabut subsudi.
Pak Jokowi itu tegas, garis lurus
alisnya menunjukan ketegasan, rahangnya tajam di ujung di bawah telinga
menunjukan ketegasan, gerak bola matanya pada saat melkakukan observasi
selalu bergerak menunjukan dia kreatif dan spontan. Dan “nothing to
loose” nya kuat sekali.
Jadi saya percaya bahwa suatu hari, Soal
subsidi bbm harus dicabut sebab Indonesia memang harus makan obat pahit
untuk sembuhkan sakit yang sudah kronis dimanja selama 40 tahun lebih
akibat subsidi bbm sehingga Indonesia bisa membangun lebih cepat lagi.
Dan jokowi tahu banget itu.
Hal ini ada di benak presiden Jokowi,
1 tahun dari alihan subsidi Indonesia mendapatkan Rp. 350 T sedang
untuk bangun jalan kereta api double track seluruh Indonesia hanya
dibutuhkan Rp. 650 T.
Sebuah fakta di Indonesia, kita booming
minyak thn 70 an Indonesia ngak dapat banyak malah lucunya Pertamina
hampir bangkrut. Tahun 80 an Indonesia booming kayu sebab hutan Sumatera
dan Kalimantan dibabat habis . Indoensia ngak adapat apa-apa, kecuali
lingkungan hancur dan kalo hujan sedikit langsung banjir. Jaman SBY
kita booming lagi mineral batu bara dan tambang lainnya. Indonesia ngak
dapat apa-apa juga kecuali lingkungan hancur di semua daerah dan yang
lebih tidak masuk akal 95% exporternya tidak ada NPWP,
Dan
saya lihat Jokowi membenahi laut dengan benar. Maaf bukan sok tahu dan
membela, tapi salah satu bisnis saya termasuk yang langsung terasa efek
positif yang di kerjakannya. Jokowi di kawal pak Jonan di perhubungan
dikawal di laut bu Susi, memiliki impact besar.
Wah, kayaknya
anda membela Jokowi ya mas! Itu komentar ekonom senior wanita . yang
saya jawab, saya hanya cerita fakta dan data yang saya tahu. Jika ada
fakta baru ya saya pasti mereview ulang lagi karena saya bukan
penganalisa, saya membaca fakta.
Ok, kata sahabat ekonom yang
paling muda, bagaimana menurut mas Mardigu ekonomi indonesia ke depan di
era Jokowi? . yang saya langsung jawab, karena saya berdasar data jadi
saya melihat 2 fakta, pertama : program transportasi dan kelautan
Presiden saya acungi jempol.Kedua : menteri perekonomian jelek banget.
Masih sabuk hijau di dunia “support” system pemerintahan karena menurut
saya seorang menteri itu minimum sabuk hitam atau master di bidang nya.
Selain itu mereka juga harus memiliki network luas di kalangan
pengusaha dan pelaku bisnis. Menteri perekonomian yang sekarang praktis
bukan pelaku bisnis papan atas, juga bukan birokrat bagus, juga bukan
akademisi handal, juga bukan dikenal sebagai teknokrat ekonomi. Nanggung
semua. Menko perekonomian, mentri BUMN, menteri keuangan, mentri
perdagangan, menteri perindustrian. Ganti semua!!!
Jadi kalau 5
kementrian itu di ganti maka selama 9 tahun kedepan, kita akan mengalami
banyak hal saya yakini bisa membuat GDP Indonesia tembus USD 10.000
dolar !
Hah, gila kamu !, masak jokowi 2 periode dan ekonomi
Indonesia membaik kayak gitu?! Kata dosen senior ekonomi dengan suara
keras. Saya jawab, iya pak, saya yakin 2 periode, terlepas saya suka apa
tidak suka.
Apa buktinya? Demikian dia bertanya. Yang saya
jawab, saya ini hanya membaca “servo” nya pak Jokowi, 3 kali pilkada
termasuk pilpres dia 2 ronde terus, walikota solo, gubernur Jakarta,
pilpres. Jadi ketika pilkada dia punya servo menang dengan 2 putaran.
Dan catatan servonya di solo waktu pilkada walikota term kedua,
menangnya 90%. Itu juga terjadi di ketua asosiasi nya dulu. Lihat
nanti pilpress 2019, suka ngak suka dia satu putaran telak. Servo
mechanism bisa di baca dari perjalanan seseroang. Mudah kok membacanya.
# may peace be upon us