Rabu, 28 Oktober 2015

” Masalahnya, banyak orang mempermasalahkan masalah, karena itu mereka selalu dalam masalah”

Salah satu hal yang membuat saya merenung lama adalah ketika sahabat saya mengatakan, mas, maaf ya, anda mungkin reputable tapi anda secara pribadi ngak bankable!
Ketika satu sahabatmengatakan hal itu saya masih belum kena, namun ketika itu jumlahnya lebih dari satu namun beberapa orang, hal ini menambah pikiran buat saya. Bayangkan,ada 5 sahabat saya, saya kenal lebih dari 15 tahun sejak maret tahun ini menjabat direksi bank plat merah. Di 4 bank pelat merah tepatnya.
Ketika saya bertemu mereka dan memberikan ucapan selamat atas jabatan baru mereka tepatnya 2 bulan setelah mereka menjabat. Saya memang menyempat menggilir pertemuan santai sambil makan siang dengan mereka, satu persatu. Dan saat itulah selalu keisengan saya menyempatkan berkata..saya minta kredit dong? Banyak proyek nih..
Mereka langsung menyebut nama perusahaan saya, kalau perusahaan yang itu yang minta atau memberikan korporate garansi segera saya keluarkan. Namun saya jawab, ngak..saya mau membangun baru dengan komposisi baru , pinjaman saya pribadi. Dan kalimat di awal tulisan ini terucap dari mulut mereka. Walau semua private pertemuannya, tidak bareng, selang beberapa hari namun mereka menjawab seperti koor.
Mas mungkin “reputable” tapi anda tidak “bankable”.
Mendengar kalimat tersebut saya hanya mengurut dada, cukup perih juga. Sudah mencoba membangun kredibilitas di dunia bisnis selama 25 tahun ternyata masih dianggap “mungkin reputable”…”mungkin..” itujuga mungkin, dan tidak “bankable”. Reputasi tidak dianggap baik-baik amat dan tidak ada nilai jaminan di mata bank kecuali beberapa asset pribadi berubah rumah.
Saya ngak dianggap oleh banker sahabat saya. oleh banker yang secara perjalanan bisnis yang lalu-lalu saya tidak pernah fail, gagal bayar, tapi di restruturisasi pernah sekali, di stretch pinjaman pernah juga namun itu menurut saya wajar toh sudah lama lunas, dulu memang bleeding berdarah darah, namun 5 tahun lalu selesai juga walau 9 tahun yang harusnya 5 tahun. Dalam hati juga saya mengingat track record saya pribadi dengan perusahaan yang saya kelola dengan loan pinajaman mereka ada 5 yang ok, di luar satu yang bleeding.
Mendengar kalimat tersebut walau miris saya tapi tidak kesal terhadap mereka. Bankers professional memanag harus begitu, walau kenal, walau pernah punya pengalaman panjang yang baik di masa lalu. Masa depan harus tetap di analisa.
Jadi, saya acungi jempol terhadap terpilihnya mereka. Mereka benar banker sejati. Dalam hati saya pengen banget punya bank, dan mereka jadi direksi saya..ahhhh, ngimpi mungkin. Bener, setiap bertemu orang-orang seperti ini, pikiran saya langsung, i wish saya yang punya perusahaan.
Memiliki SDM handal, atau human capital yang handa adalah asset yang jauh lebih berharga dari pada konsep bisnis yang kuat, atau brand dagangan yang bagus. Human capital ini tidak jadi dalam semalam. Karena itu menemukan mereka dan mau bergabung dengan anda, adalah keberkahan tersendiri. Sekali lagi jauh lebih penting dari pada “proven concept” atau brand produk.
Kembali ke masalah reputable dan bankable. Hal ini membuat saya selama 3 minggu masuk “gua hiro” pribadi saya. pilihan saya menyepi, di pinggir kolam tepi sawah, membawa buku, dan laptop tua. Sekalian liburan lebaran, sekalian masa lenggang. Sekalian action dimasa sepi ini.
Saya tidak bankable karena saya hanya minoritas owner di perusahaan saya, bahkan ketika saya CEO nya, saya tak ubahnya hanya professional, seperti para direksi bank tersebut. Sama. Mereka reputable, dan pasti reputable, saya posisinya hanya “mungkin reputable”. Mereka juga seperti saya ngak bankable.
Namun karena mereka labelnya profesional kata-kata “tidak bankable” ngak terlalu masalah buat mereka. Bagi saya yang mempunyai lebel “katanya pengusaha” kata-kata tidak bankable, merupakan hal yang tabu untuk terjadi.
Kesimpulan, saya harus mayoritas owner di perusahan yang credible, yang memiliki asset dan solvabilitas tumbuh baik dan memiliki revenue penjualan yang bertumbuh. Dan pastinya memiliki margin profit yang bagus.
Manajemen dikatakan bagus ketika GOP gross operating profit di atas rata-rata.
Kesemua itu diramu baru saya di anggap bankable.
Bagaimana meramunya, bagaimana memulainya? Inilah yang saya lakukan tanpa berfikir panjang dalam 3 minggu ini. Nomor satu, buat PT perusahaan yang saya mayoritas. PT baru. Saya 99% dan 1% pinjem nama anak saya, dengan catatan dia manut saja atas manuver yang saya akan lakukan. Karena kita semua tahu 1 orang tidak bisa buat PT perusahaan.
Lalu dalam PT tersebut setoran saham adalah imbreng seluruh asset asset saya di perusahaan yang saya minoritas.
Saya mulai dari 4 perusahaan saya dengan mitra KP. Di 4 perusahaan tersebut saya masing-masing 40%. Jadi saya swap share , 2 perusahaan saya naikan saham saya menjadi 60%, mas KP ambil 2 perusahaan yang komposisi sahamnya mas KP naik jadi 80% saya 20%.
Di posisi nama pribadi saya yang 60% saya beli menggunakan PT baru saya. jadi di 3 perusahaan tersebut komposisi perusahaan baru katakanlah namanya CAD, memiliki 60% PT A, dan 60% PT B. PT C dan D, saya biarkan pakai nama saya pribadi karena tinggal 20%.
Komposisi ownership berubah, namun direksi , manajemen tetap sama. Ini RUPSLB cepat yang sudah kita lakukan. Direksi pastinya tidak masalah, tidak ada strategi bisnis baru. Hanya komposisi baru. Di PT CAD terjadi perubahan komposisi juga. Karena CAD membeli PT A dan B harus ada cash out dan cash in agar tercatat sebagai asset di sisi neraca.
Maka penyeimbangnya adalah swap saham,CAD memiliki komposisi baru. dimana pemilik 40 % saham PT CAD adalah PT A dan B. di sini direksi PT A dan B harus tahu kalau sekarang mereka memiliki anak usaha yang bernama PT CAD. Secara uang saya tidak mengeluarkan apapun namun secara asset dalam PT CAD sudah tercatat sebuah kepemilikan,pemilik asset PT A dan B. dengan swap share tersebut asset PT A dan B naik 50%, karena memiliki 40% saham baru.
Asli keringetan saya sewaktu memikirkan hal itu. Divisi legal dan notaris saya ganggu terus liburan lebarannya. Namun rasanya mereka sudah hafal karena sudah bermitra 15 tahun akan kebiasaan saya ini. Yang kalau sudah ada ide ngak pernah nunggu.
PT A dan B adalah perusahaan bisnis biasa, namun PT CAD bukan operating company. Ngak ada bisnisnya. CAD merupakan investment company namanya. Walau investment company tetap saja saya harus membuatkan visi misi dan strategi. Sama halnya dengan dream book yang secara individu di visualkan, diimaginasikan. Maka perusahaan ini harus juga punya impian, punya visi dan misi. Dan, saya hanya menuliskan satu hal, “menjadi perusahaan yang reputable dan bankable”. # may peace be upon us