Kang mas, bisa ajari saya supaya memiliki perusahaan dengan bernilai
multi million dollar seperti perusahaan yang kang mas pimpin. Ini adalah
pertanyaan saya ketika pertemuan mingguan dengan mitra saya hari selasa
kemarin. Mitra saya adalah pemilik dan pengelola dan bisa di
katakan salah satu organisasi perusahaan dan pengusaha lokal yang bisnis
nya menyebar hingga manca negara.
Di usianya sebentar lagi
menginjak 60 tahun dimana dia berencana mengundurkan diri secara ke
direksian, berganti menjadi komisaris yang mungkin dalam beberapa tahun
setelah menjadi komisaris dia akan bener-bener istirahat menjadi
“pandito”.
Lengsernya perlahan akan di lakukan mulai hari ini
selama 2 tahun kedepan. Posisi CEO atau kedudukan “keprabon” ini akan
dilakukannya satu-persatu kepada profesional-profesional yang
mengajukan diri mereka untuk menggantikannya dalam 2 tahun kedapan.
Dia seperti juri American Idols. Dan saya tahu, bagaimana sulitnya
mengantikan atau mencari 61 CEO yang muda, ambisus, penuh integritas,
pengejar prestasi. Itu artinya setiap bulan dari saat ini dia mencari
dan mengganti 2 – 3 orang CEO baru. Tumenggung baru.
Saya sendiri
bermitra dengannya baru 2 tahun terakhir. Walau kenal sudah 20 tahun
sejak tahun 1996 namun dekat lagi baru 2-3 tahun terakhir ini. dia
memilih menjadi komisaris sejak awal kita bermitra. Saya CEO nya. ada 4
usaha kami bermitra. 2 posisi di cilegon, 1 di banyuwangi, satu di
bekasi. Ke empatnya bidang berbeda. Dan ada kebiasaan kami dalam meeting
mingguan. Ada tidak ada bahan diskusi, kami pasti ketemu kecuali ada
jadwal keluar kota, yaitu setiap selasa kami selalu bertemu.
Breakfast bersama, makan favorit kami, bacang isi jamur, daging sapi
suir dan telor asin, di cafe kecil di bilangan jalan wijaya, jakarta
selatan. Sambil nge teh bagi saya, dia minum kopi hitam sambil rokokan,
bacangnya 1 kita bagi dua, setengah-setengah.
Hahaha..romantis banget ya!
Tapi, itulah kesepakatan kami. Dan kebiasaan ini telah berjalan 2 tahun
ini. terkadang 1 jam, selesai, terkadang dari jam 8 hingga jam 12 siang
baru selesai jika di tambah dengan pertemuan dengan team-team
masing-masing usaha yang kami minta hadir hari itu.
Dan, selasa
minggu ini, kami hanya berdua dan hampir tidak ada topik penting, semua
berjalan as usual. Dan kesempatan ini saya manfaatkan untuk berdiskusi
dengannya seperti pertanyaan diatas. Bagaimana membuat perusahaan
menjadi multi million dolar!
Karena lagi santai dia menjawab
dengan tanpa berfikir, perusahaan multi million dolar punya 2 ciri yang
kuat. Perusahaan itu mesti memiliki reputasi “reputable” dan “bankable”.
Dan untuk membuat perusahaan reputable – bankable kamu harus memiliki
SDM sumber daya manusia yang world class. Apapun bidang usahanya, tak
perduli masih kecil berpegawai 3 orang dengan penjualan hanya 100 jutaan
setahun. Kantor masih di garasi rumah. Belum ada kendaraan operasional.
Tidak perduli. Tetap saja manusianya punya “world class” mind.
Saya tidak perlu menjelaskan detail. Kamu pasti sudah tahu apa itu world
class person. Think global, berfikir luas, bertindak tegas dan cepat,
attention to detail, profit oriented, good team player.
Ini saya ulangi lagi, good team player!
Mendengar kalimat tersebut saya memerlukan perjelasan lebih detail lagi
pastinya. Yang di maksud “good team player” seperti apa?
Begini,
katanya setelah menyeruput kopi hitam dan meletakkan di meja kecil
sejajar dengkul. Individual player hanya akan membuat perusahaan mu
menjadi perusahaan sebatas milyaran saja, tidak akan mungkin bisa
triliun atau billion dollar company. Multi million dollar kompany itu
trilun nilainya.,
Perusahaan multi million dolar harus memiliki
lebih dari satu orang yang world class. Ini gabungan dari world class
person. Dan mereka harus bisa bekerja sama. Lihat barca, team bola
cattalan barcelona FC. Satu messi tidak akan membuat mereka mendapatkan
treble winner. Itu gabungan dari multi talent striker, defender, winger
dan organisasi diluar lapangan.
Kamu sebagai coach atau manajer club, harus faham mengelola world class person itu.
Jadi apapun bidangnya, team work adalah modal dasarnya.
Bagaimana memilih orang atau sumber daya manusia tersebut? Mahal kan
mereka? Ini pertanyaan umum yang saya wakilkan karena saya ingin tahu
jawabnya.
Hire on expertise, memperkerjakan orang berdasarkan
attitude dan skillnya adalah wajib, mahal itu nomor dua karena
percayalah, mereka bisa membayar dirinya sendiri.
Apapun bisnis
nya, team yang saling melengkapi adalah keharusan. Kamu pernah bilangh,
fokus di kekuatan masing-masing. Kelemahan biarlah di tutup oleh mitra.
Bukankah kamu yang mengatakan, kalau seseroang punya nilai matematika 9
dan olah raga 6 nilainya. Jangan pernah membuat oleh raga jadi 7 karena
bisa- bisa membuat matematika jadi 8.
Tidak ada orang yang semuanya sembilan. Kalau pun ada orang ini adalah “jack of all trade”- know everything master of NOTHING!.
Begitu juga yang olah raga nya naik, matematikanya turun. Dia menjadi
orang rata-rata, medioker. Orang tengah. Lebih baik dia fokuskan
matematikanya jadi 9,5 atau 10. Dan olah raganya tetap 6.
Dalam
bisnis demikian. Seseorang jago negosiasi, seorang deal maker, jangan
suruh jadi akunting. Jangan suruh buat laporan keuangan.
Seseorang divisi reseach and development jangan suruh tepat waktu, buat
laporan. Bisa kram otak mereka. Disuruh masuk tepat waktu jam 8 bisa
“kremian gatal pantat” dia. Tapi jika mereka di target memdevelop produk
maka mereka seperti orang gila yang lupa pulang bisa-bisa. Mereka bukan
proses oriented, tapi result oriented,
Jadi job match adalah hal yang kamu harus kuasai dalam menganalisa SDM.
Kalau karakter mereka, capabilitas mereka tidak sesuai dengan pekerjaan
mereka. Produktifitas rendah dan mereka tidak happy. Karena tidak
natural kerja mereka, tidak alami..
Jadi kalau manusia di bagi 2
bagian. Yaitu extrover dan introvert. People person dan system person.
Maka ini adalah hal yang harus di fahami seorang pencari bakat, atau
talent scout, seperti kamu sang coach atau manajer.
Ini menentukan posisi dalam team work. Mana penyerang mana bertahan.
Introvert adalah defender, bertahan, extrovert adalah penyerang atau striker.
Akunting, legal, HRD, tax, purchasing, IT, e commerse adalah posisi defender.
Marketing, sales, deal maker, presenter, negosiator, manajer adalah posisi penyerang, striker.
seorang CEO usahakan extrovert, CFO finance pastikan dia introvert.
Secara karakter mereka berseberangan namun mereka saling menutupi
kelemahan masing-masing. Memang sulit menyatukan dua karakter berbeda,
yang satu pendiam, yang satu tukang ngomong. Yang satu people oriented
yang satu sistem oriented. Yang satu proses fokus, yang satu result
fokus. Namun itulah dream team.
Kalau perusahaan start up baru
mulai, pegawai masih hitungan jari, kamu tidak perlu memulai dengan CEO
black belt. Cukup green belt, atau white belt sabuk putih selama kamu
cukup waktu mengajarinya untuk bisa naik peringkat menjadi sabuk hijau.
Atau ambil yang sudah sabuk hijau, tinggal kamu tingkatkan menjadi sabuk
hitam.
Namun di posisi saya yang harus menyediakan 61 CEO di
perusahaan saya sekarang, saya harus mencari yang ban hitam, black belt
CEO person. Mungkin dia belum CEO sekarang, masih manajer, masih Vise
President, atau mungkin masih dibawah manajer, belum direksi. Kalau saya
lihat sabuknya sudah hitam. Saya berani meletakkannya di CEO. Karena
banyak direksi yang ternyata mereka masih sabuk hijau sebenarnya.
Naiknya sabuk, belt mereka adalah pemahaman dan sikap mereka yang think
global, berfikir luas, bertindak tegas dan cepat, attention to detail,
profit oriented, serta good team player. Dan itu tidak ada jalan
pintasnya ngak ada “short cut”nya. Mereka harus telah melewati jalan
susahnya mendaki corporate ladder. Conflict, intrict, conspiration,
drama, bite back, hypocrate, ambission, cruel rudeness, hated and love
dalam sebuah organisasi. Dan mereka masih bertahan. Mereka masih
survive, dan mereka masih stand out muncul dipermukaan.
Itu
black belt person in corporate world. Seperti saya katakan tadi, mungkin
saja jabatan struktural mereka hanya manajer, atau 4 level di bawah
direksi. Namun seorang black belt person itu stand out. Terlihat kok.
Angkat mereka ke level CEO, atau COO. Selesai masalah korporasi kamu.
Ok, kang mas saya faham, boleh saya satu pertanyaan lagi
Yang diangguk olehnya sambil menghisap rokok buatan kediri itu.
Kalau tadi yang diterangkan adalah sepertinya perusahaan jasa, kalau
perusahaan produksi atau barang atau manufaktur? Ada bagian produksi,
design, mekanik, procurement, distribusi, pergudangan, pengepakan, dan
lain sebagainya yang lebih rumit lagi. Bagaimana mencari dream team nya?
Iya, dunia korporasi besar bukan hanya manufaktur, perusahaan jasa
besar seperti bank, rumah sakit, e commerse, product industry,
infrasuktur, mining, dan masih banyak lagi memmerlukan organisasi yang
terdiri dari orang-orang yang lebih lengkap lagi.
Ada banyak
manusia yang extrovert introvertnya mendekati sama. Karena tidak ada
orang yang introvert murni. 100% introvert. Pasti ada sisi extrovertnya.
Misalnya introvertnya 70%, extrovertnya 30%. Atau extrovertnya 80%
introvertnya 20%. Jangankan 100%, 90% extrovert saja jarang. Namun ada
yang sangat dekat di keduanya, introvertnya 55%, extrovernya 45% bahkan
sama 50:50 extrovert introvertnya.
Alam ini ajaib, di manusia yang dekat extrovert introvernya, mereka memiliki perbedaan lagi yaitu di cara berfikirnya.
Extrovert dan introvert adalah cara bertindak menyikapi sesuatu.
Dalam cara berfikir terbagi dalam intuitive dan sensory. Ada yang
sangat inovatif kreatif ada yang harus mendapat data dan sangat perduli
dalam “timing” baru bertindak. Ini juga karakter yang penting yang wajib
di miliki dalam organisasi. Tapi nuwon sewu mas. Kita diskusi minggu
depan ya, sudah kesiangan nih. Aku tak pamit dulu. Sampeyan yang bayar
bill nya yo..katanya sambil ngeloyor pergi. # may peace be upon us