Rabu, 28 Oktober 2015

“Jika anda tidak baik dalam berhubungan dengan orang lain, lupakan keinginan anda untuk mencapai kemakmuran dengan cepat”

Setiap 3 bulanan , pengasuh Rumah Yatim Indonesia hadir di rumah saya di bilangan radio dalam. Rabu malam minggu lalu sekalian tarawih pertama kami berkumpul. Walau hanya ber 9 namun ini adalah pengurus yang lama berpeluh tanpa pernah berkesah dalam organisasi RYI ini. Kalau lihat dari sejarah yang sejak berdiri ya saya dan pak Aly memang awalnya.
Tapi sejak saat itu ada banyak yang memberikan kontribusi yang jauh lebih banyak dan bermanfaat dari kami berdua.
Laporan singkat dan selalu informal menjadi ciri kami. Dan dalam laporan singkat tersebut di up date data bahwa anak asuh saat ini tercatat ada 5210 orang, panti yatim di bawah RYIO ada 52 saat ini. Tahun lalu pernah 70 an panti dibawah “underbow” RYI , namun karena satu dan lain hal. Ada saja yang membuat hubungan tidak panjang dengan panti-panti yatim tersebut. Mereka keluar dari bawah payung RYI atau RYI yang keluarkan mereka.
Ada banyak alasan-alasan, dan itulah dinamikanya. Yang penting silaturahmi tidak putus. Bisnis boleh putus. Terkadang karena ketatnya aturan RYI misalnya kami tidak terlalu fokus pada pengajaran Agama yang sangat fanatic. RYI memilih yang inclusive terbuka. Namun ada panti yang mengajarkan fundamental dalam pemahaman agama. Sah-sah saja, hal seperti ini secara garis yayasan RYI di kurangi. Kita lebih memfokus anak-anak nanti jadi apa dimana agama adalah bekal dasar.
Kalau di putuskan hubungan bisa juga Karena panti tidak jujuran dari beberapa panti. Hal ini ada saja, dikatakan anaknya 100 padahal hanya 56 orang. Sehingga RYI yang membantu dari jumlah kepala atau anak asuh bisa over paid donasinya, dan ini perilaku tidak terpuji. Setelah peringatan dan tetap tidak merapihkan manajemen ya..pastilah pemutusan hubungan. Dan ada juga yang kembali bergabung dan mengikuti disiplin RYI. Gak apa-apa. itu seninya membina.
Laporan berikutnya adalah mengenai yayasan baru untuk membantu saudara-saudara yang bukan muslim. Dan saya sangat setuju untuk hal ini. Yayasan itu di beri nama Yayasan Indoensia Memberi. Banyak sekali donatur yang meminta di salurkan yang bersifat umum, nasionalis, tidak berbasis religi. Maka RYI membuat underbow organisasi tersebut, organisasi baru. Itu kepercayaan yang harus di jaga.
Saya menyetujui, dan ternyata sudah berjalan. Maklum saya ini hanya dewan pengawas saja. Fungsinya hanya di lapori, selama masuk “pipeline” RYI ya lanjut saja. Monggo.
Dan yangterakhir adalah bagaimana meningkatkan donasi. Itu adalah diskusi kami sambil makan malam sederhana plus lesehan di karpet sehabis tarawih di rumah saya yang ala kadarnya menyediakan makanan dan minuman karena rencananya minggu depan tapi mendadak berubah.
Salah satu pengurus menyarankan hal yang tidak pernah kami lakukan sebelumnya. Idenya adalah mengadakan workshop. Bagaimana pakai pak wowiek mengadakan workshop lagi. Dimana keuntungnya setelah di potong biaya di berikan ke RYI.
Ide ini dari mas bahri, yang dengan santun mengajukan dalil alasannya. Yang ternyata di setujui oleh semuanya. Tinggal saya yang belum setuju. Kemudian saya berkata, Jadi saya ngajar, saya nyumbang ilmu, peserta dapat ilmu, peserta beramal, RYI dapat donasi.
Saya dapat akhirat, RYI dapat dunia, lalu peserta dapat dunia dan akhirat. Gitu ya?! Kata saya yang memerlukan pembenaran kesimpulan saya tersebut.
Semuanya meng-amini, dan berkata insyaAllah seperti itu pak Wowiek.
Saya mangut-manggut dan berfikir. Heem , ada waktu ngak saya, ada tempat tersedia ngak buat workshop? Ada peserta yang mau ikut di bulan ramadhan seperti begini? Walahua’lam!
Dalam hati saya berfikir, agaknya saya harus memberikan sesuatu yang berbeda. Karena ini special, acara ini khusus kalau perlu ada ilmu yang hanya keluar di workshop ini.
Kepala saya terus menimbang-nimbang, kayaknya salah satu kunci membuat seseroang menjadi makmur adalah dengan team work. Inilah pertanyaan yang paling banyak dalam inbox FB saya sebulan terakhir ini.
Team work terbaik adalah bekerja dengan “dream team”.
Bekerja dengan dream team artinya bergabungnya orang yang terbaik. Bagaimana mencari dan menggabungkan team agar menjadi terbaik. Bagaimana mengenal potensi diri sepertinya bisa menjadi bahan special yang ngak banyak workshop memiliki metodenya.
Kalau saya timbang-timbang, tidak banyak trainer lain yang memiliki caranya. Dan tak banyak mentor yang tahu dan mempraktekan yang mau berbagi. Jadi..saya simpulkan, kayaknya saya akan lakukan. Menurut saya banyak yang akan meluangkan waktu berharga dengan belajar dan beramal. Dan saya harus menurunkan ilmu yang telah terbukti banyak yang telah sukses menjalankannya. Saya harus menyempatkan berbagi di bulan ramadhan. InsyaAllah -# may peace be upon us