Setiap 3 bulanan , pengasuh Rumah Yatim Indonesia hadir di rumah saya
di bilangan radio dalam. Rabu malam minggu lalu sekalian tarawih
pertama kami berkumpul. Walau hanya ber 9 namun ini adalah pengurus yang
lama berpeluh tanpa pernah berkesah dalam organisasi RYI ini. Kalau
lihat dari sejarah yang sejak berdiri ya saya dan pak Aly memang
awalnya.
Tapi sejak saat itu ada banyak yang memberikan kontribusi yang jauh lebih banyak dan bermanfaat dari kami berdua.
Laporan singkat dan selalu informal menjadi ciri kami. Dan dalam
laporan singkat tersebut di up date data bahwa anak asuh saat ini
tercatat ada 5210 orang, panti yatim di bawah RYIO ada 52 saat ini.
Tahun lalu pernah 70 an panti dibawah “underbow” RYI , namun karena satu
dan lain hal. Ada saja yang membuat hubungan tidak panjang dengan
panti-panti yatim tersebut. Mereka keluar dari bawah payung RYI atau
RYI yang keluarkan mereka.
Ada banyak alasan-alasan, dan itulah
dinamikanya. Yang penting silaturahmi tidak putus. Bisnis boleh putus.
Terkadang karena ketatnya aturan RYI misalnya kami tidak terlalu fokus
pada pengajaran Agama yang sangat fanatic. RYI memilih yang inclusive
terbuka. Namun ada panti yang mengajarkan fundamental dalam pemahaman
agama. Sah-sah saja, hal seperti ini secara garis yayasan RYI di
kurangi. Kita lebih memfokus anak-anak nanti jadi apa dimana agama
adalah bekal dasar.
Kalau di putuskan hubungan bisa juga Karena
panti tidak jujuran dari beberapa panti. Hal ini ada saja, dikatakan
anaknya 100 padahal hanya 56 orang. Sehingga RYI yang membantu dari
jumlah kepala atau anak asuh bisa over paid donasinya, dan ini perilaku
tidak terpuji. Setelah peringatan dan tetap tidak merapihkan manajemen
ya..pastilah pemutusan hubungan. Dan ada juga yang kembali bergabung dan
mengikuti disiplin RYI. Gak apa-apa. itu seninya membina.
Laporan berikutnya adalah mengenai yayasan baru untuk membantu
saudara-saudara yang bukan muslim. Dan saya sangat setuju untuk hal ini.
Yayasan itu di beri nama Yayasan Indoensia Memberi. Banyak sekali
donatur yang meminta di salurkan yang bersifat umum, nasionalis, tidak
berbasis religi. Maka RYI membuat underbow organisasi tersebut,
organisasi baru. Itu kepercayaan yang harus di jaga.
Saya
menyetujui, dan ternyata sudah berjalan. Maklum saya ini hanya dewan
pengawas saja. Fungsinya hanya di lapori, selama masuk “pipeline” RYI ya
lanjut saja. Monggo.
Dan yangterakhir adalah bagaimana
meningkatkan donasi. Itu adalah diskusi kami sambil makan malam
sederhana plus lesehan di karpet sehabis tarawih di rumah saya yang ala
kadarnya menyediakan makanan dan minuman karena rencananya minggu depan
tapi mendadak berubah.
Salah satu pengurus menyarankan hal yang
tidak pernah kami lakukan sebelumnya. Idenya adalah mengadakan
workshop. Bagaimana pakai pak wowiek mengadakan workshop lagi. Dimana
keuntungnya setelah di potong biaya di berikan ke RYI.
Ide ini
dari mas bahri, yang dengan santun mengajukan dalil alasannya. Yang
ternyata di setujui oleh semuanya. Tinggal saya yang belum setuju.
Kemudian saya berkata, Jadi saya ngajar, saya nyumbang ilmu, peserta
dapat ilmu, peserta beramal, RYI dapat donasi.
Saya dapat
akhirat, RYI dapat dunia, lalu peserta dapat dunia dan akhirat. Gitu
ya?! Kata saya yang memerlukan pembenaran kesimpulan saya tersebut.
Semuanya meng-amini, dan berkata insyaAllah seperti itu pak Wowiek.
Saya mangut-manggut dan berfikir. Heem , ada waktu ngak saya, ada
tempat tersedia ngak buat workshop? Ada peserta yang mau ikut di bulan
ramadhan seperti begini? Walahua’lam!
Dalam hati saya
berfikir, agaknya saya harus memberikan sesuatu yang berbeda. Karena
ini special, acara ini khusus kalau perlu ada ilmu yang hanya keluar di
workshop ini.
Kepala saya terus menimbang-nimbang, kayaknya
salah satu kunci membuat seseroang menjadi makmur adalah dengan team
work. Inilah pertanyaan yang paling banyak dalam inbox FB saya sebulan
terakhir ini.
Team work terbaik adalah bekerja dengan “dream team”.
Bekerja dengan dream team artinya bergabungnya orang yang terbaik.
Bagaimana mencari dan menggabungkan team agar menjadi terbaik. Bagaimana
mengenal potensi diri sepertinya bisa menjadi bahan special yang ngak
banyak workshop memiliki metodenya.
Kalau saya timbang-timbang,
tidak banyak trainer lain yang memiliki caranya. Dan tak banyak mentor
yang tahu dan mempraktekan yang mau berbagi. Jadi..saya simpulkan,
kayaknya saya akan lakukan. Menurut saya banyak yang akan meluangkan
waktu berharga dengan belajar dan beramal. Dan saya harus menurunkan
ilmu yang telah terbukti banyak yang telah sukses menjalankannya. Saya
harus menyempatkan berbagi di bulan ramadhan. InsyaAllah -# may peace be
upon us