Rabu, 28 Oktober 2015

CATATAN HARIAN




(ceita pagi) Suatu hari kehidupan saya mengalami goncangan yang amat sangat. Seluruh harta saya hilang. waktu ini saya berbisnis banyak ragam, namun dalam masa hampir bersamaan "shit happened" kesialan beruntun terjadi didalam kehidupan saya. Money changer saya kecurian hingga 2 kali dalam 3 bulan. Kapal barge saya bertransaksi dalam pengiriman ke pedalaman samarinda ke kelian equatorial mining karam dan asuransi tidak membayarnya.

Pabrik kapur hydrated lime saya yang masih berhutang dengan bank kena gempa di cileungsi. Gempa kecil tapi meretakan tungku utama dengan harga yang mahal. Traktor di quarry kapur meluncur tak terkendali menambrak silo di pabrik. Asuransi tidak meng covernya. Di timpa lagi krisis bank pembiaya kami PDFCI di tutup BPPN. Ditengah krisis keuangan berkepanjang harga bahan baku naik 200%. Yaitu gas. perusahaan di "file for bankruptcy".

Semua jadi satu. Terjadi kurang dari 2 tahun di tahun 1999-2001. Kerugiannya? Seluruh harta saya ludes, dan bahkan saya masih berhutang. mobil 4 habis plus 1 rumah hilang. hutang masih 9 digit!

Setiap saat setiap hari, emosi saya memuncak. Makan keluarga, bayar sewa, uang sekolah anak membuat panik. Membuat marah. Mau bekerja dimana? Kapan hutang terbayar? Bagaimana untuk hidup? Dikejar debt collector, dikejar hukum, dikejar BPPN, dikejar teman investor yang sekarang marah.

Bayangkan situasi saya saat itu. Kusut, marah dan lain sebagainya.

Saya bertanya pada siapa?

Saya hanya bisa meratap pada Tuhan. putus asa, hampir saja. hidup sudah diambang frustasi. saya marah sekali kepada semuanya, saya menuduh kehidupan tidak adil. saya merasa telah melaksanakan seluruh ajaran agama, ternyata lihat apa yg saya dapat. saya marah pada Tuhan, saya protes. saya bertanya...kenapa tidak ada jawaban. sampai 3 bulan saya terus bertanya dan bertanya. mencari dan mencari. sampai satu titik saya sadari...ini semua karena saya. tidak ada hubungannya hal diluar saya. semua diluar saya hanya pelengkap...

suatu ketika entah mengapa tiba-tiba saya mendapatkan semacam bisikan dipikiran saya untuk... RUBAH CARA BERFIKIR. KARENEA CARA BERFIKIR SAYA SAAT ITU TERNYATA TIDAK BEKERJA BENAR. BUKTINYA SAYA RUGI.Buktinya saya bankrut.

lalu kemana dan bagaimana merubahnya? Ini yang selalu saya pertanyakan.

kemudian saya pindah kerumah kontrakan yang sempit. suatu sore, tetangga rumah kontrakan saya pulang kantor. Kaca mobilnya terbuka separuh. Dia rupanya ingin membuang sesuatu, mungkin sampah. Agaknya dia tidak melihat saya berdiri disisi jalan tersebut. mungkin magrib yang mulai samar, mungkin dia tidak fokus karena sibuk mengumpulkan barang yang akan dibuangnya.

Bruk..segumpal kertas jatuh tepat di kaki saya. saya entah mengapa tergerak memungutnya mungkin karena tertarik dengan tulisan mengkilat warna merah. Saya buka lipatan kertas yang merupakan brosur. Millionaire mindset training. Di Australia. Saya sangat terkejut. Inikah jawaban doa yang saya panjatkan?

Saya berdiri temenung. Rupanya tetangga saya tadi baru menyadari bahwa sampah yang dibuangnya ada di depan saya jatuhnya. Diapun menyampiri saya. ”Masss...maaaf aku gak lihat”, katanya dengan kikuk.

“Lho..gak apa2..aku lagi ngelamun gak ngeh juga kok..aku baru ngeh pas lihat brosur ini”, katak saya berbasa-basi sambil menunjukan lembaran tersebut.

“Iya saya dapat dari kantor, wah saya tidak butuh..hehehe..bukan gak pengen jadi kaya..harganya yang 1 bulan senilai 30juta rupiah itu lho. Modalnya bisa buat dagang..bener gak”.

saya hanya mengangguk

“saya pamit ya pak syarif”, kata saya lagi

“Iya.,iya..eh maaf ya tadi, bener lho..”,katanya sungguh sungguh

“Ga papa boz..”jawab saya santai.

Dikepala saya waktu itu adalah dimana cari 30 juta. Dimana cari uang buat ditinggal untuk keluarga dirumah.

Pokoknya saya harus merubah. Ini solusi. Saya percaya.

Singkat cerita, harta terakhir saya motor tiger, mesin jahit bebberapa barang keluarga saya jual. Saya nekat terbang ke negeri kangguru, saya ingin ilmu tersebut. sampai di sana saya benar-benar terkejut dengan apa yg dilakukan disana (to be continue) # peace be upon us