Rabu, 28 Oktober 2015
“ Cikal bakal karakter bangsa di tentukan oleh permainan tradisional. Nilai : kejujuran, kekompakan, tenggang rasa, simulasi motorik kasar dan halus, semua di ajari lewat permaian”
Siapa grand design kebijakan luar negeri indonesia? Siapa yang merancang grand design indonesia defence system? Siapa yang merancang grand design perekonomian indonesia? Siapa yang merancang grand design ketahanan maritime indonesia yang menguasai 2/3 wilayah laut negara Asean?
Siapa yang menentukan nation interest negara ini? siapa penentu buku putih geopolitik indonesia? Mau kemana tujuan bernegara, mau dikemanakan bangsa ini siapa yang merancangnya sekarang?
Ingat! dalam undang-undang dasar dikatakan bahwa : “negara melindungi bangsa” , siapa yang di maksud dengan negara dalam undang-undang itu? Jadi kita harus tahu bahwa kepentingan negara itu di atas bangsa. Keutuhan negara, kestabilan negara, berdaulatnya negara merupakan wadah utama untuk pemenuhan kebutuhan sebuah bangsa.
Mendengar seseroang berbicara dengan berapi-api seperti itu, asli saya kelolotan otaknya tidak bisa mencernanya dengan cepat.
Kalimat dan peristiwa itu terjadi di awal pagi hari rabu di meja meeting pertemuan rutin kami yang meluncur dari seorang sangat senior di bidang ketahanan dan pertahanan negara. Pensiunan bintang 2 dengan jabatan yang di zaman pak Harto sangat di hormati dan di takuti.
Beliau pensiun sudah lama, kehadirannya dalam ruangan masih membawa semangat nasionalismenya benar-benar menambah warna hari itu. Beliau, dalam angkatan lulusan bukit tidar magelang adalah di angkatan 67. Usianya 70 tahun lebih. Namanya masih aktif di jajaran top nomor satu dalam Lemhanas. Sangat berilmu, sangat faham, sangat nasionalis.
Begitu dia duduk di depan saya dan melakukan monolog tadi. Ya saya bisa apa. Diam saja, lah wong lagi di kasih ilmu, nikmati saja.
Mas, jawab pertanyaan saya katanya dengan wajah serius, dengan jeda sebentar..dia kembali berkata, kamu pasti bisa menjawabnya dengan cepat pertanyaan saya ini..
Saya diam saja, sambil menunggu kalimat berikutnya, kok ngak nanya-nanya , kok ngak masuk-masuk kepertanyaan, tapi malah di puter-puter . ini memnimbulkan efek tegang..
Begini, ini pertanyaan mudah, ini bidang kamu..
Ok?! Kata saya dalam hati..mana pertanyaan nya?
“First line of defence” itu apa? Garda terdepan dalam sebuah pertahanan itu apa? Kalimatnya dengan menekankan pada kata “first line”..
Apa mas, first line of defence?
Saya menjawab, intelegen!
Betul! Katanya dengan semangat
Dimana posisi intelegen kita saat ini? nada kalimatnya tercekat tanda khawatir. Lemahnya nya “first line of defence” hancur bangsa ini. lemahnya pertahanan garda depan maka sendi-sendi kita sudah keropos. Saya sangat khawatir saat ini, sungguh prihatin akan negara kita ini. bangsa bisa tidak terlindung karena negara menjadi invalid. Ini bisa karena grand design sebuah nation yang merasa kita adalah “treat” mereka. Atau bisa juga karena “stupidity” kebodohan panji negara dan pengelola negara.
Pemerintah eksekutif dan DPR legislatif tidak memahami arti bernegara pada saat ini!
Dia melanjutkan, kita membangun poros maritime. Siapa yang mendesign nya? cita-citanya mulia. Lalu kita mendatangani kerja sama maritime dengan china. Itu betapa alpha nya pengambil keputusan tersebut karena melupakan USPacom, united state pasific command yang tersinggung karena ketidak tahu dirian maritime policy indonesia ini? apa karena ngak ada grand designnya? Sembarang bangun. Ego USPacom keinjek tahu tidak? Hagemoni maritime amreika dari pantai barat amerika hingga diego garsia mendadak ada pemain baru poros maritim bernama indonesia. Ngak bilang dan ngak tau kah ada seventh fleet di okinawa tersebut yang ke ganggu? Ngak tau kah indonesia di tunggangi oleh revival kehidupan kembali kekuatan laut china dan rusia. Ada revival naval china dan rusia, menungangi poros maritim.
Saya yakin sebentar lagi ada kapal laut di hajar “teroris” di tengah perairan wilayah indonesia, yang hanya untuk membuktikan Indoensia belum bisa menguasai lautnya sendiri. Masih butuh “kami”.
Waduh pak, jauh amat analisanya? Saya mencoba meredakan nafasnya yang mulai memburu menambah cepat denagn mengalihkan topiknya. Tanda semangat atau marah, kira-kira sama namun saya harus berusaha menyetop aliran informasi darinya dengan menurunkan dan meredakan nafasnya.
Saya bisa kasih usulan dari masukan bapak ini. bagaimana kalau pak Jokowi nanti pada saat bertemu Obama tanggal 26 oktober 2015 besok kita beri masukan tentang rebalancing maritime power? Bagaimana pak? Kata saya di lucu-lucu in supaya suasana cair.
Bagaimana cara nya? katanya lagi. 30% Kekuatan maritime amerika saat ini sama dengan seluruh kekuatan maritime dunia di gabungkan. Apa yang mau di balance mas? Menteri kita ibu Susi ngak faham banyak tentang kemaritiman defence system. Juga pak menko RR, tapi saya yakin mereka pembelajar yang baik dan cepat. Hanya siapa yang bisa menginformasikan hal ini ke mereka. Bagaimana mengkordinasinya ini ke antar jajaran kementrian dan pak presiden?
Uspacom menguasi maritime dengan jalan security appraoch, pendekatan keamanan militer. Kita ngak ada data langkah mereka , kita tidakbisa baca,intelegen kita ngak punya kaki organik buat membacanya. Karena sudah dikucilkan, di gembosi. Dan kita dengan suka rela mau di gembosi.
Mas pasti tahu dan bisa menjelaskan intelegen secara sederhana khan? Dia bertanya kepada saya.
Iya, seperti rumah di sebuah wilayah memerlukan anjing penjaga. Anjing pengendus yang bisa memberikan early warning system. Saya menjawab menggunakan analogi sederhana.
Dia meneruskan, iya..coba sekarang gunakan imaginasi semua orang anjing itu type nya seperti apa? Rahangnya, badannya, tingginya, bentuknya, kita-kita herder atau german sheperd lah di imaginasi bayangan kita akan pentingnya anjing penjaga tersebut.
Begitu kita ke wilayah indonesia keluarlah anjing tersebut, dalam bayangan akan sangar, gagah, tajam, eh yang keluar anjing pudel!..bahkan anda tanya ini anjing apa kucing!!..jadi mas, lakukan sesuatu untuk bangsa ini, segera! # may peace be upon us