Hasil
rapat Senin
pagi kemarin yang disimpulkan di sore hari tercatat segepok itenary perjalanan
panjang saya dan team di awal November yang memakan waktu selama dua minggu. Diawali dari Paciran dekat Lamongan, lalu Gresik, kemudian Sumenep sebagai tamu BUMD Kabupaten Sumenep plus nyeberang ke Pulau Raas, Pasuruan, Probolinggo melihat perkembangan
izin pabrik resin Malaysia dan Paiton ferrostaal, Banyuwangi, land development Nusa Penida Bali, terakhir di Denpasar 15 November 2012, untuk RUPS
perusahaan.
Paciran
adalah kecamatan di Kabupaten
Lamongan,
di mana
lurah di salah
satu desanya,
Brumbun, adalah bekas pegawai kami di PT Calsindo bernama Husnul Wafiq. Dulu
dia kepala laboratorium. Ketika perusahaan Calsindo ditutup dia balik ke
kampungnya di Lamongan.
Ternyata hasil pemilihan lurah Desa
Paciran
beberapa tahun lalu beliau dipercaya penduduk untuk mejadi kades. Desa ini
berjarak sangat dekat dengan Wisata
Bahari
Lamongan
di Tanjung
Kodok.
Bahkan kalau hari libur
bis
wisata memenuhi desanya sampai tak terbendung.
Melanjutkan
silaturahmi kami sering berkomunikasi via telepon. Dan salah satu tempat yang
ditawarkan untuk siapa saja yang berminat adalah lahan 4 Ha wisata air hangat Brumbun Kranji di Lamongan. Ini adalah mata air hangat
yang jernih tidak butek dan tidak berbau belerang yang sangit. Sebagai seorang
yang mengenal sekali wilayah Jawa Timur karena memang kampung kedua orang tua
saya di Malang, dan saya lahir di Madiun, tepatnya di Maospati pangkalan Angkatan
Udara di sana, sering ikut ayah ke Kediri,
Pacitan, Jember, dan kota-kota lain sebagainya, sehingga wilayah Lamongan
pastinya bukan wilayah yang asing bagi saya.
Ke
Kecamatan Paciran
kali ini membawa bisnis plan untuk didiskusikan dengan Husnul. Agaknya hasil laporan team
pembuat FS hasilnya cukup meyakinkan. Melihat trafik atau pengunjung Wisata
Bahari Lamongan yang dalam satu tahun bisa lebih tiga juta orang dan trend-nya
naik terus ini adalah hal yang luar biasa. Theme park bertema bahari di Jawa Timur ini mengimbangi Jatim Park di Batu di mana manajemen dan pemiliknya sama. Ini
sebuah kejeniusan berbisnis.
Karena
trafik naik tersebut, WBL bisa dijadikan crowd getter. Begini sederhananya... kalau kita berbisnis maka
lihatlah apa sifat dasar bisnis kita. Apakah crowd getter atau crowd catcher.
Crowd getter misalnya mall, terminal, bandara, pelabuhan, pasar induk, atau
Anda memiliki produk yang kuat seperti motor Harley dan lain sebagainya. Sederhananya crowd
getter menghadirkan trafik atau menghadirkan orang.
Crowd
catcher atau penangkap trafik atau penangkap keramaian misalnya seperti toko
roti Bread
Talk
atau toko donat J Co.
Di mana crowd banyak di sana
dia berbisnis. Di situlah
mereka hadir. Garansi saya, J Co
atau Bread
Talk
tidak akan berani membuka outlet
sendirian di ruko atau di tempat sendiri. Karena dia bukan crowd getter.
Crowd
getter bisnis hanya bisa dilakukan secara design konsep matang, modal kuat,
jaringan bisnis luas dan berdimensi
jangka panjang. Crowd catcher memang tidak murah. Karena lokasi tempat mereka
berbisnis sudah menghasilkan trafik atau banyak orang sehingga harga sewa jauh
di atas lokasi yang lainnya. Namun bagi pebisnis mindstream atau di tengah, memulai dengan menempel pada crowd
getter menjadi jaring pengaman bisnis yang secure.
Melihat
WBL yang terus meningkat maka wisata air panas bisa menjadi “another atraksi” di sana karena hanya berjarak dua kilometer dari pusat aktifitas
WBL. Kedatangan tiga
juta pelancong per tahun yang harus ditangkap per hari dua ratus orang maka bukan hal
mustahil pengembalian investasinya cepat. Trafik orangnya sudah di-getter, ditarik, oleh WBL membuat hal itu bukan hal
yang sulit. Maka kehadiran saya ke Paciran-Lamongan menjadi jadwal perjalanan
nomor satu
setelah mendarat di Juanda Surabaya.
Pastinya
ini kedatangan saya ketiga,
pastinya saya akan sarungan, pastinya saya akan bercengkrama dengan penduduk
sekitar dan berdolanan serta jagongan karena saya akan bermalam beberapa hari
di rumah Pak
Kades
Husnul
Wafiq,
pastinya saya akan menyantap soto Lamongan favorit saya dengan bumbu koya ekstra
banyak. Dan pastinya saya akan berendam
di air panas yang super jernih yang alami dan belum dikelola secara
profesional, masih virgin, masih asri, masih natural dan saya ingin
mempertahankan terus demikian. Terletak di antara lebatnya hutan jati,
memberikan suasana eksotis tersendiri.