Rabu, 28 Oktober 2015

WISATA AIR HANGAT BRUMBUN KRANJI



Hasil rapat Senin pagi kemarin yang disimpulkan di sore hari tercatat segepok itenary perjalanan panjang saya dan team di awal November yang memakan waktu selama dua minggu. Diawali dari Paciran dekat Lamongan, lalu Gresik, kemudian Sumenep sebagai tamu BUMD Kabupaten Sumenep plus nyeberang ke Pulau Raas, Pasuruan, Probolinggo melihat perkembangan izin pabrik resin Malaysia dan Paiton ferrostaal, Banyuwangi, land development Nusa Penida Bali, terakhir di Denpasar 15 November 2012, untuk RUPS perusahaan.
Paciran adalah kecamatan di Kabupaten Lamongan, di mana lurah di salah satu desanya, Brumbun, adalah bekas pegawai kami di PT Calsindo bernama Husnul Wafiq. Dulu dia kepala laboratorium. Ketika perusahaan Calsindo ditutup dia balik ke kampungnya di Lamongan. Ternyata hasil pemilihan lurah Desa Paciran beberapa tahun lalu beliau dipercaya penduduk untuk mejadi kades. Desa ini berjarak sangat dekat dengan Wisata Bahari Lamongan di Tanjung Kodok. Bahkan kalau hari libur bis wisata memenuhi desanya sampai tak terbendung.
Melanjutkan silaturahmi kami sering berkomunikasi via telepon. Dan salah satu tempat yang ditawarkan untuk siapa saja yang berminat adalah lahan 4 Ha wisata air hangat Brumbun Kranji di Lamongan. Ini adalah mata air hangat yang jernih tidak butek dan tidak berbau belerang yang sangit. Sebagai seorang yang mengenal sekali wilayah Jawa Timur karena memang kampung kedua orang tua saya di Malang, dan saya lahir di Madiun, tepatnya di Maospati pangkalan Angkatan Udara di sana, sering ikut ayah ke Kediri, Pacitan, Jember, dan kota-kota lain sebagainya, sehingga wilayah Lamongan pastinya bukan wilayah yang asing bagi saya.
Ke Kecamatan Paciran kali ini membawa bisnis plan untuk didiskusikan dengan Husnul. Agaknya hasil laporan team pembuat FS hasilnya cukup meyakinkan. Melihat trafik atau pengunjung Wisata Bahari Lamongan yang dalam satu tahun bisa lebih tiga juta orang dan trend-nya naik terus ini adalah hal yang luar biasa. Theme park bertema bahari di Jawa Timur ini mengimbangi Jatim Park di Batu di mana manajemen dan pemiliknya sama. Ini sebuah kejeniusan berbisnis.
Karena trafik naik tersebut, WBL bisa dijadikan crowd getter. Begini sederhananya... kalau kita berbisnis maka lihatlah apa sifat dasar bisnis kita. Apakah crowd getter atau crowd catcher. Crowd getter misalnya mall, terminal, bandara, pelabuhan, pasar induk, atau Anda memiliki produk yang kuat seperti motor Harley dan lain sebagainya. Sederhananya crowd getter menghadirkan trafik atau menghadirkan orang.
Crowd catcher atau penangkap trafik atau penangkap keramaian misalnya seperti toko roti Bread Talk atau toko donat J Co. Di mana crowd banyak di sana dia berbisnis. Di situlah mereka hadir. Garansi saya, J Co atau Bread Talk tidak akan berani membuka outlet sendirian di ruko atau di tempat sendiri. Karena dia bukan crowd getter.
Crowd getter bisnis hanya bisa dilakukan secara design konsep matang, modal kuat, jaringan bisnis luas dan berdimensi jangka panjang. Crowd catcher memang tidak murah. Karena lokasi tempat mereka berbisnis sudah menghasilkan trafik atau banyak orang sehingga harga sewa jauh di atas lokasi yang lainnya. Namun bagi pebisnis mindstream atau di tengah, memulai dengan menempel pada crowd getter menjadi jaring pengaman bisnis yang secure.
Melihat WBL yang terus meningkat maka wisata air panas bisa menjadi “another atraksi” di sana karena hanya berjarak dua kilometer dari pusat aktifitas WBL. Kedatangan tiga juta pelancong per tahun yang harus ditangkap per hari dua ratus orang maka bukan hal mustahil pengembalian investasinya cepat. Trafik orangnya sudah di-getter, ditarik, oleh WBL membuat hal itu bukan hal yang sulit. Maka kehadiran saya ke Paciran-Lamongan menjadi jadwal perjalanan nomor satu setelah mendarat di Juanda Surabaya.
Pastinya ini kedatangan saya ketiga, pastinya saya akan sarungan, pastinya saya akan bercengkrama dengan penduduk sekitar dan berdolanan serta jagongan karena saya akan bermalam beberapa hari di rumah Pak Kades Husnul Wafiq, pastinya saya akan menyantap soto Lamongan favorit saya dengan bumbu koya ekstra banyak. Dan pastinya saya akan berendam di air panas yang super jernih yang alami dan belum dikelola secara profesional, masih virgin, masih asri, masih natural dan saya ingin mempertahankan terus demikian. Terletak di antara lebatnya hutan jati, memberikan suasana eksotis tersendiri.