Rabu, 28 Oktober 2015

“ Been there done that”

Salah satu kegiatan rutin selama 10 tahun terakhir adalah mengajar di salah satu instansi negara di bilangan cijantung. 3 bulan terakhir komandan group adalah sahabat lama saya dulu sejak bantu-bantu di tanah rencong.
Ketika hari ini berjumpa maka terjadilah dialog ini.
Mas, katanya bela negara akan masuk kurikulum? Demikian dia berkata dengan nada khas sumateranya.
Iya ndan, jawab saya singkat
Ada apa aja, ada disiplin militer juga ya?
Ada, Ada P4 ada baris berbaris, ketahanan dan pertahanan rakyat semesta. Tapi bukan wajib militer dan bukan militerisasi, saya menjelaskan sekilas.
Ada latihan menembak? Dia bertanya yang saya langsung tertawa, ya ngak lah ndan..khan kita bukan mau membangun angkatan kelima, “the fifth army!!! Emang jaman perang fisik?
Warfare saat ini lebih banyak variantnya, ada “cultural warfare” perang kebudayaan, ada “curency warfare” perang mata uang, “economic warfare” saya ceramahi panjang lebar kepada seseroang yang 25 tahun memahami sekali apa itu military warfare dan berbagai macam warfare.tapi ngak apa-apa khan
Saya pikir ada paket latihan menembak mas? Katanya lagi
Emang harus ya ada paket belajar angkat senjata? Saya curious
Ngak, artinya kita akan membocori rahasia teknik menembak yang bisa menjadi “berbahaya” kalau tidak di kendalikan. Bukan begitu mas? Kita harus buat pemetaan dan kontrol ketat.
Iya, saya setuju, harus itu.
Seumur-umur belum pernah ada kelompok sipil ke markas kita mas, kalau individu sipil ya ada. Ini restricted area, area terbatas. Tapi saya ada kepikiran ingin melakukan terobosan yang mana komandan setuju, namun hanya untuk trial. Dimana kita akan mengadakan “open house” kepada kelompok tertentu untuk belajar menebak dan di ajari langsung oleh para elite pasukan.
O gitu?! Wah..seru banget ndan! Nada suara sara terdengar riang karena saya tahu sekali rasanya menembakan peluru kesasaran dengan menggunakan berbagai senjata pendek memberikan sensasi gagah dan “real man” banget.
Apa mas wowiek ada teman yang minat di didik 5 jam? Tapi biaya peluru di tanggung peserta ya mas..1 butir itu 20-25 ribu rupiah, kalao 50 butir bisa 1 – 1,25 jutaan. Ada yang mau dari temen-temen mas?, sang komandan bertanya memastikan apakah ada yang mau di trial di mako, markas komando elite army ini.
Ada teori, ada kedisplinan, ada team work dan ada latihan menembak menggunakan sarana pasukan elite. Apa kah ada yang tertarik? Ini adalah kesempatan langka. Bersama tulisan ini saya hanya ingin info para sahabat, ada ngak sih yang ingin belajar menembak dengan pasukan terbaik di dunia. Dengan biaya yang tidak murah, membuang waktu setengah hari untuk mendapatkan pengalaman yang mungkin hanya pertama dan tidak ada lagi.
Informasi ini belum firm, karena memerlukan feed back dari sahabat semua . # may peace be upon us