Rabu, 28 Oktober 2015
“Setiap kesulitan pasti ada masalah di belakangnya”
Kepala saya mau retak beberapa kali rasanya di tahun ini. Slow down ekonomi dan shifting market seperti sebuah kapal berlayar lurus tiba-tiba nahkoda banting stir cikar kanan, belok kanan tiba-tiba.
Gaya lurus berrubah menjadi membelok membuat perahu miring hampir terbalik. Agar seimbang, semua orang dan beban di kapal geser segera ke kanan agar seimbang. Mempertahankan keseimbangan dalam kemiringan adalah posisi saya saat ini. Yang tujuannya satu, kapal tidak terbalik.
Karena apa? berbeloknya benar, arahnya di rubah, namun kapal sudah terlanjur jalan lurus. Melambatkan kapal juga tidak mungkin, yang terbaik di antara terburuh adalah, tidak mengurangi kecepatan namun memindahkan semua “beban” kearah kanan seiring belok akan yang dilakukan. Karena memang daya dorongnya kekiri, yang akan membuat kapal terbalik kearah kiri, karena berat di kiri semua.
Memindahkan team ke kanan dalam seketika adalah sebuah tantangan. Merubah haluan adalah sebuah masalah. Menganti arah tujuan adalah perubahan terberat.
Beginilah dunia korporasi, yang biasa di sebut dengan “corporate action sudden shifting”.
Dalam sebuah organisasi yang besar, maka melakukan perubahan kecil saja bisa menimbulkan goncangan atau setidaknya ketidak nyamanan dalam suasana kerja. Apa lagi perubahan besar, atau “major changes”. Seperti PT Pos yang jasa surat menyurat dokumen sudah mati suri di hajar email, instant message, dan terakhir gojek.
Kalau anda direksi PT pos anda mau apa?
Atau anda berbisnis cetak foto, seperti fuji, Kodak, dimana sekarang phone cell dan printer sudah bisa mengantikan pekerjaan anda, pasar bergeser. Anda sebagai profesionalnya, apa yang anda lakukan?
Anda berbisnis pulsa, menjual pulsa, atau jasa komunikasi seperti PTSN, kable, berubah menjadi nirkabel data. Maka telpon dialing hilang dalam seketika, fax hilang dalam seketika. Alat jalur komunikasi seperti flexi, sekarang hilang karena pasar ke arah CDMA, GSM yang sebentar lagi siap-siap di hajar IP phone, atau komunikasi berbasis internet yang tanpa pulsa lagi, setidaknya tanpa pulsa telfon berubah menjadi paket internet.
Kalau anda direksi telkomsel atau indosat, anda siap-siap melakukan “major shifting” yang menurut saya rasanya kurang dari 5 tahun akan terjadi perubahan radikal. Dari komunikasi ke data, dari data ngak tahu ke apa lagi dalam 5 tahun ke depan terjadinya. yang di awali dengan internet gratisan ala zukerberg internet.org. ini bisa mematikan telkomsel, percaya saya. Dan keputusan itu sebaiknya dilakukan sekarang.
Yang jelas, saat ini banyak orang yang “wondering what happen” ngak tahu yang sebenarnya terjadi. Jika anda tidak tahu, atau tahu sedikit, maka setiap tindakan anda pasti tidak “pas”. Dan pasti menimbulkan kekesalan, frustrasi bahkan fatique patah arang.
Mungkin ini juga yang terjadi dengan saya sejak awal tahun ini.
Memang sejak tahun lalu tepatnya bulan oktober 2014 kami sudah bersiap-siap melakukan hibernate seperti polar near menghadapi musim dingin. Makan kenyang dan diam. Secara korporasi menata hal itu dilakuakn hingga januari. Tapi itu di perusahaan, namun saya pribadi adalah saya. yang juga punya masterplan yang juga punya ambisi dan tujuan.
Dalam organisasi besar, kata kesepakatan dan kolaborasi memerlukan “tepo seliro” pengertian dan angukan bersama. Walau anda berat untuk setuju, namun anda tidak bisa egois, apa lagi anda bukan pemilik mayoritas.
Namun anda secara pribadi adalah anda berdaulat penuh. Anda bisa memilih diam ikut arus besar atau melakukan hal yang lain.
Hal lain yang berbeda dengan barisan utama. Dan bagi saya itu sah sah saja. Toh tidak memakan pasar atau menggunaka network dari perusahaan atau group besar tersebut.
Dan saya mulai lakukan di bulan februari tahun ini. Karena berbeda, maka tidak ada resistensi apapun di holding. Waktu saya curahkan banyak dalam membangun organisasi kecil saya di mulai bulan maret tahun ini tersebut. Ketika kartu nama baru di berikan, dengan alamat kantor baru maka kolega semua mengerti banget. Wowiek lagi melakuan tarian “routine”nya yang baru.
Pantes jarang ke souverign, pantes jarang ke sanjaya, pantes ngak nongol di rawamangun, pantes banyak di sini sekarang adalah kalimat yang diucapkan banyak rekanan.
Sekarang apa yang membuat kepala hampir retak?
Mendadak dunia perbankan membatasi kreditnya terutama kredit investasi. Kemudian bank hanya memfokuskan kepada kreditur yang ada. Lalu bank hanya memfokuskan pada pembiayaan saja. Sehingga saya beralih kepada non banking financial company.
Mereka mereview rating. Ya terang aja ngak bisa terlihat lah namanya juga baru mulai. Tapi project confirm, dan mereka tidak mau project base maunya asset base. Ini yang membuat kepala saya hampir retak. Bahasa lainnya begini, anda sudah memiliki kontrak seller, anda sudah memiliki izin, tinggal bangun. Dunia keuangan, saat ini setidaknya , tidak melihat proyek tersebut, tetapi jaminannya mana?
Mentalnya gadai banget deh. Yang penting jaminan.
Saya mencatat selama 6 bulan ini lebih dari 35 lembaga keuangan bank, non bank, private placement dari korporasi besar, individual investor saya sambangi, semua sama..sulit bergerak atau manajemennya lagi menahan diri. Sementara saya mau menyalip di tikungan. Di kala masa sepi. Dikala orang pada ngerem semua. mereka ngak nyaman, atau tidak setuju. atau main aman deh, mana jaminan.
Ini membuat kepala saya juga hampir retak. Ribuan jam rasanya sudah saya habiskan buat paparan dalam 6 bulan ini, kolaborasi, deal making, semua hampir dikatakan belum menunjukan tanda-tanda bergerak kearah yang saya percaya akan terjadi. Yaitu benefit dan profit bersama.
Menjadi beda memang berat ya.
Sampai lah saya dua minggu lalu bertemu dengan direktur kredit risk sebuah bank papan atas. Saya bertanya, saya mau loan pinjaman menggunakan project base, ngak mau asset base loan, bisa kah?
Jawabnya ngak bisa mas? Itu aturan BI.
Jiaaah, klasik itu teriakan dalam hati saya. Ok, saya jawab, lalu saya tanya lagi, kalau cabang kamu yang di Malaysia atau singapura pakai aturan mana, bank Indonesia atau aturan bank central setempat.
Di jawab olehnya, ikut aturan setempat.
Jadi kalau saya ke Singapore atau kemalaysia saya meminjam melalui bank anda, bisa pakai project base loan khan? Karena di Malaysia atau singapura project base loan bisa di biayai ngak kayak indoneisa yang bank "gadai" ini? Saya bertanya sambil menekankan kata-kata sebagai bentuk sindiran saya dan mengungkapkan kekesalan saya akan system perbankan indonesia yang banci ini (menurut saya loh).
Hal ini mungkin membuat banyak banker sebel sama saya, dan ngak apa-apa juga, mereka sudah tahu kok “standing” posisi saya berdiri melihat perbankan nasinal Indonesia.
Siapa nama country manajer di Malaysia mbak? Kata saya kepada direksi risk bank tersebut
Roslan, orang malayasia. Katanya menjawab pertanyaan saya
Mohammad Roslan? Saya tanya? Apakah dulu pernah kerja di Elaf bank Bahrain? Saya tanya ke si mbak direksi. Iya benar, saya yang recruit dia masuk bank ini? Kenal mas? Tanyanya kemudian.
Coba telpon dia sekarang, yang tanpa jeda di dial number roslan yang tak lama telpon si mbak pindah ketelinga saya.
Halo pak cik Mardigu, apa kabarnya ni?terdengar suara dengan nada “r” khas Malaysia. Kapan kita nak jumpa ni..sudah 4 tahun kite tak jumpa. Bagaimana bisnis perminyakan kite ni brader..bila ke rencana nak ke KL bro? demikian suara di seberang telpon yang dilanjutkan dengan dialog singkat mengatur hari pertemuan.
Saye tak bisa jemput jadwal padat ni..brader naik train dari KL airport langsung ke KL center, lalu take taxi ke shah alam. Kita bertemu di gedung serba dynamic di shah alam , bise ke?
Ok, itu jawaban singkat saya. kita makan nasi briani di resto all Asian food lah ya?
Aah..setuju, jawaban roslan disebrang telefon tersebut.
Esoknya saya pun makan siang dengan ketiga sahabat lama saya , mustaqim, rosli dan Roslan yang kesemuanya sudah saya kenal sejak 6 tahunlalu. Dimana waktu itu saya berniat menerbitkan sukuk obligasi syariah dimana elaf bank of Bahrain jadi lead arengernya. Roslan lah yang jadi PIC nya. Namun sayang ketika itu di saat bersamaan bank Mandiri menyetujui kredit saya sehingga sukuk kami tunda penerbitannya.
Namun sejak saat itu roslan cs menerbitkan banyak sukuk untuk perusahaan di Indonesia dimana saya yang mengenalkan jaringan di Indonesianya.
Jadi, apa yangbisa kita bantu bro? roslan buka percakapan. Yang saya terangkan sekilas dalam waktu 5 menit selesai. Ini karena presentasi ke 100 kali nya mungkin. Sehingga sudah seperti kaset rusak yang mengulang-ulang.
Yang dijawab singkat Roslan, ah mudah ini bro, inilah peluang yang sudah ribuan kali kami di Malaysia diuntungkan oleh pemerintahan Bank Indonesia yang tradisional itu. Itu yang buat kita banker Malaysia dan singapura banyak peluang bisnis yang model ini. Intinya kita bisa biayai. Kita bisa danai, cara nya begini: loan base asset di Malaysia hanya untuk perusahaan Malaysia. Jadi bro harus buka perusahaan di Labuan. 100% milik bro, tapi perusahaan malaysiakan. Lalu proyeknya walaupun di Indonesia kita bisa biayai karena kita tidak lihat asset tapi melihat cashflow.
Ini cashflow bagus, asset takada tak masalah. Siapkan 7% nya dari nilai project ,cash sebagai equity participation sisanya biar kami yang kerja. Setuju bro? .
Saya salami tangannya sambil berfikir, bagaimana cara buat perusahaan di Labuan ya? ..mudah-mudah ini solusi yang di dapat di tengah kelesuan atau krisis sedikit di Indonesia. Gara-gara kesulitan ini saya melihat peluang di tempat lain yang semoga jadi solusi. Setidaknya bisa merekatkan tengkorak kepala saya saat ini. # may peace be upon us