Rabu, 28 Oktober 2015

“kalau anda merasa berat membangun impian sendiri, coba berhenti lalu menjadi pegawai kembali dan mulailah membangun impian orang lain.

 Mana lebih berat?!”
Menjadi pemegang saham minoritas tidak apa-apa selama dapat jatah di executive dewan direksi. Atau sebagai salah satu komisaris sebagai lembaga legislative di perusahaan. Jadi angota DPR di perusahaan. Tapi, di posisi minoritas secara suara tidak berada di executive juga di komisarsi, praktis tidak bisa mengikuti dinamika keseharian di dalam organisasi.
Persis seperti anggota biasa di sebuah partai.
Yang bermain ya di kedua posisi tadi, kita hanya pendukung, team sorak. Kalau putusan mereka benar kita senang, kalau salah ya kita terima kalah. Yang jadi masalah adalah kalau anda memiliki capbilitas, kemampuan dan ketrampilan di bidang tersebut tapi tidka di executive dan tidak di legislative. Ini persis seperti laskar tak berguna.
Inilah agaknya yang membuat banyak individu memecah diri membentuk partai baru, agar berdaulat, agar ada pipilie, corong buat aspirasi. Enaknya di sisi pengusaha adalah kita tidak perlu membuat keluar partai dan membuat partai baru. Anda bisa tetap di perusahaan tersebut sebagai minority owner, duduk manis. Kalau anda mau buat baru lagi juga ngak apa-apa. buat perusahaan sejenis, masuk pasar lagi.
Perusahaan yang lama tidak bisa apa-apa juga pemegang saham mayoritasnya. Ngak ada aturan yang melarang anda tidak boleh membuat perusahaan sejenis dengan mitra baru.
Inilah yang dialog kami dalam diskusi RUPS lanjutan hari ini seharian. Saya tetap tidak mau equity call? Porsi saya minta tetap non-deluted, golden share!!. Mengenai pemenuhan kewajiban pinjaman 11,4M saya sarankan pinjam menggunakan bank, atau di refinance bahasa lainnya.
Nah disinilah perdebatan terjadi . ngak bisa pak wowiek, kami sebagai pemegang saham mayoritas tidak setuju pinjaman lagi. Kami memilih equity. Benar yang dikatakan saya minoritas. Bahkan kalau voting saya kalah suara. Maka saya tidak mau voting.
Begini pak, anda semua boleh punya pendapat, namun hal ini hingga posisi saat ini kontribusi masing-masing sebenarnya sama, anda semua (mitra saya korporasi besar sehingga kalau RUPS direksi 4 orang datang) sementara saya adalah pstikulir, sendiri. saya lanjutkan, dari asset 600 juta di awal saat ini memiliki atau akan memiliki 95% dari 21 M adalah ketrampilan financial engineering yang di setujui bersama di awal kita memulainya.
Saat ini dengan equty call, anda paksa saya mengecilkan saham dan itu ngak fair, karena ada gain yang hak saya dimakan. Kakalu dengan mitra40 tidak ada masalah itu. Mereka hanya lost opportunities. Kalau saya adalah lost gain. Hilang pendapatan.
Pak wowiek, maaf..kami ngak niat mendelusi bapak, kata satu direksi keuangan yang memang sopan orangnya. Tapi kami terpaksa pak. Posisi kami kalau loan atau pinjaman akan menjadi beban tambahan jika “shit happen” cicilan dan pokok tidak bisa dicapai oleh proyek itu. Katakanlah dalam 6 bulan proyek tyersebut shut down apapun alasannya, maka kewajiban bunga dan pokok akan menjadi tanggungan kita dan kita kedapan selama 2 tahun sedang melakukan hal yang besar kapitalisasinya.
Pasti ke call kita sama bank, call 5 terjadi proyek kita ini hilang pak. Bukan untung malah bunting. Karena itu kita minta equity call sesuai porsi saham atau saham bapak terdelusi. Sebenarnya harta bapak tidak berkurang. Hanya porsi saham mengecil. Kalau bapak lihat peluang sebaiknya bapak setor sesuai porsi pak.
Saya lihat peluang pak, jawab saya. ini untung sudah ditangan. Tinggal cara mengambilnya saja yang beda. Bapak mau equity saya mau pinjam refinance. Pinjam tanggung bersama. Ini seperti beli laptop saja pak. Mau tunai 12 juta atau dibayar 12 kali dengan kredit card. Ada beban bunga memang tapi laptopnya kan buat kerja, yang bisa menghasilkan 12 juta dalam setahun kira-kira.
Saya beranalogi.
Benar pak, tapi kalau dalam kurun waktu “shit happen” pak. Bagaimana? Kami hanya ingin aman saja pak. Bukan mau delute bapak, mohon di pahami.
Saya memahami posisi mereka dimana saya katakana lagi, pak resiko itu ada, tapi kita ada 3 kontrak yang membuat secure dalam 5 tahun kedepan dan itu sangat calculated, alias marketing risk nya hampir zero. Resiko penjualan dan revenue hampir tidak ada. Saya berargumen.
Yaitu pak, kenapa bapak ngak nyetor saja, tanya direksi satu lagi kepada saya.
Ini dia nih dalam hati saya, orang kalau sudah punya mau sulit di tekuk. Ketampilan negosiasi dilapangan begini ngak ada di dunia kursus motivasi. Bisa-bisa trainernya masih umur duapuluhan, duduk di hadapan professional bangkotan belum pernah sama sekali.
Saya mulai mangkel kalau beda pendapat yang keras kepala begini. Namun saya ingat, vibrasi kesal saya naik, mereka akan tangkap dan baca dan pasti saya kalah. Kalau berhadapan sama macam tatap terus mata mereka. Sekali anda geming berpaling anda di terkamnya. Apa lagi “your enemy can smell your fear”, musuh mu bisa mencium rasa takut mu.
Menjaga vibrasi jauh lebih penting dari pada memilih kata yang tepat. Memilih micro ekspresi terpancar dengan benar agar mereka tidak bisa membaca anda jauh lebih penting. Kunci keduanya adalah menjaga hati stabil, tenang. Teori dikursus-kursus seperti mirroring, pacing leading dan banyak lagi istikah bisa jadi bubar karena mulai kesal atau panik. Black belt karateka jurusnya bisa bubar ketemu preman pasar tukang tusuk. Apa lagi dikeroyok.
Saya memilih ke toilet sebentar. Itu adalah cara saya menjaga jeda. Itulah cara saya biar mereka berdiskusi. Saya tahu pasti ada value yang saya argumenkan kena di salah satu mereka, biar mereka diskusi saya juga atur nafas dan grounding sebentar. Saya gibberish sebentar.
Ketika saya masuk, saya buka pertanyaan, bagaimana? Ada alternative lain di usulkan. Tadi kita diskusi satu ketimu satu ke barat. Kalau ada saran lain yang bisa sama sama senang bisa saya pertimbangkan.
Ada pak, kata si tukang senyum namun agak tipis sih senyum nya, senyum orang pinter, pinter keminter sih hahaha. Bagaimana kalau kami BUY OUT saham bapak di nilai appraisal saat ini. Ini harga terbaik pak., kami ambil alih resikonya.
Dalam hati, pinter aja loe ngomong ambil resiko, orang resiko ngak ada .
Saya tidak boleh berekspresi, harus poker face pooolll.
Setekah jeda sebentar, ke 4 orang yang duduk di hadapan saya, di tambah satu komisaris di sisi kanan ujung meja, di tambah 2 orang legal di samping saya, saya tatap satu persatu.
Lalu saya katakan, bagaimana kalau nilai sekarang kalikan 1,5 kali dari nilai sekarang saya ambil saham bapak-bapak 100% dan proyek anda di P. saya tahu itu kalian mau lepas. Saya beli bulk price. No bargain. Harga borongan dan ngak mau di tawar.
Sekarang mereka bergeming, wajah ke lima orang di depan saya bergeser mikro ekspresinya. Kebanyakan ekspresi kaget, namun ada juga yang melihat peluang namun ada yang menatap sebel dan terbaca benci, dan marah. Kesan tidak suka pastinya.
Ekspresi ini bisa juga di artikan ide saya di setujui tapi gue ngak mau kalau loe yang ambil, begitu kira-kita. Bagi saya hafal sudah ekspresi-ekspresi seperti ini. Selain makan sekolah 6 tahun, 25 tahun di dunia korporasi plus pengusaha membuat snap judgement saya kecil melesatnya, walaupun bisa saja salah.
Mereka menjawa, kami minta waktu pak. Dan saya jawab, jangan, saya tidak bisa menunggu, ya atau tidak itu saja putuskan. Toh yang rapat juga kalian berlima, waktu sekrang saja. Ini yang saya tahu “minta waktu” bisa membuat scenario bubar. BUY NOW dan scarcity keterbatasan yang saya gunakan. Saya ngak punya waktu, keluar ruangan ini ngak ada keputusan, penawaran batal.
Saya tahu sekali di proyek P mereka sudah desperade, itu mungkin advantage posisi saya. mereka tidak focus di proyek PT A sekarang. Penawaran yang tidak bisa di tolak adalah solusi di proyek P tersebut. Info sebelum meeting akan persoalan mereka di P menjadi solusi bersama sekarang. Mereka keluar saya dapat aset solvabilitas baru.
Saya keluar ruangan berfikir. Bagaimana cara saya bayar nilai 1,5 kali nilai proyek tersebut. Dalam dunia poker… Ini bluffing gertakan, gebrakan di meja ,saya masuk dengan cek tertulis . Kartu saya sebenarnya hanya dua pair. Kartu mereka saya yakin lebih baik minimum ada threes bahkan full house, namun saya yakin mereka keder jiper dengan tarohan di meja saja saat ini yang saya letakan. Sekarang saya sudah tulis cek di meja, cek itu masih kosong. Saya berfikir keras bagaimana mengisinya. # May peace be upon us