Rabu, 28 Oktober 2015

MAIN AYUNAN PADA WAKTUNYA




“Bro, saya gak ngerti sama cewek... istri saya contohnya,” pagi ini saya curhat sama sahabat saya Nanan, di kantor nya di bilangan SCBD . Dia seorang pria yang memiliki tiga anak, penampilannya masih kayak anak tiga puluh-an padahal anaknya yang paling tua sudah menginjak bangku kuliah. Perjalanan hidupnnya yang pernah menjelajah separoh dunia serta temanya yang seabrek membuat dia jadi panutan teman curhat saya. Bahkan kalau saya mencari data tentang Al Quran, Nanan yang saya telepon. Dia hafal setengah kitab suci itu.
“Eemmm… kenapa lagi? Cewek gak usah dianalisa,” komentarnya santai.
“Cewek itu gak ngerti cowok kali ya?! Gak ngerti kalo kita senang dimanja… gak ngerti kalau kita senang diperhatikan,” saya menggerundel sambil memanyunkan bibir tanda sebal.
“Bayangin, waktu di Bali kemarin, saya lagi pengen dimanjaaa banget, pengen gelayutan di ayunan, gelendotan, berangin-angin di pantai. Eh, istri saya bilang saya kayak anak-anak.Ayah, khan kita udah nikah, jangan kayak anak kecil lagi donk! Masak ayunan sih?!’ Wah saya sebel digituin.”
Saya bilang, “Bunda, ayah khan lagi pengen manja-manja bukan dibuat-buat, ayah manja cuma sama bunda. Lalu ayah harus bermanja sama siapa lagi coba kalau bukan sama bunda... Terus dia bilang gini, ‘Iya deh! Buat ayah apa yang enggak…Tapi cara dia bicaranya itu lho menunjukkan dia terpaksa, saya khan jadi kesel.
“Eehhh… jebol tuh sofa, badan dibanting-banting,” kata Nanan waktu saya membanting badan duduk di sofa kantornya di Equity Tower.
“Begini, dengan nada suara yang kalem Nanan menasehati, “mau tahu perbedaan cowok sama cewek? Wanita itu senang dengan pria yang maskulin, yang mengayomi. Kalau melihat pria gelendotan dan wanita disuruh ndorong ayunan, itu kayak merendahkan. Paham gak kamu?”
Saya setengah paham, saya mencoba cerna kata-kata Nanan. Lama saya terdiam, kemudian suara medok Jawa-nya Nanan menggema “Emang jam berapa kamu main ayunan sama istri kamu?”
Jam dua siang, bro !” jawab saya cepat.
“JAGAD DEWA BRATA!!! Terang aja istrimu blingsatan. JAM DUA SIANG, huahahahaha, puanas-puannas disuruh ngayun ayunan… huahahha…”, Nanan tertawa terbahak-bahak.
Saya terbengong. Salah ya saya?!