Selagi menunggu jadwal anak ketiga chevo sedang pertandingan renang
kelompok umut 8-10 tahun sabtu pagi kemarin, secara tidak sengaja saya
bertemu dengan direksi perusahaan saya yang 6 bulan ini saya tidak
ketemu dengannya.
Rupanya diapun memiliki anak yang hari itu juga
ikut kempetisi renang. Di kelompok umur 12-14 tahun. Bertemu dengan nya
adalah hiburan tersendiri tentunya. Selain karena perusahaan yang
dikelolanya bisa selalu keluar dalam banyak kondisi sulit, salah satu
hal lain adalah karena perusahaan yang di kelolanya adalah yang
memberikan kontribusi kepada perekonomian keluarga saya yang terbesar
perbulannya dan terstabil hingga saat ini, sejak 15 tahun silam.
Tentunya salah satu kehebatannya adalah dia menjadi motor pemberi
kontribusi terbanyak. Dengan kata lain dialah golden boy nya. Berusia 2
tahun lebih muda dari saya, sehingga energinya dan tenaganya masih bisa
100% dipakai , saranya sampai lebih dari 10 tahun ke depan.
Saya
biasa memanggilnya dnegan kata akang karena kontribusi kehidupan
keluarga nya yang turunan sunda serta hidupnya yang selama sekian tahun
menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa ibu, membuatnya sangat pas di
panggil dengan sebutan akang.
Kang, putranya pertandingan urutan
nomer berapa, dan ikut gaya apa saja? Saya bertanya kepadanya menanyakan
kapan sang putranya bertanding .
Dijawab olehnya, kayanya free
style urutan ke 34 mas. Kalo chevo urutan keberapa? Dia ke 22, pertama
ikut estafet gaya bebas dia, saya jawab pertanyaanya.
Wah masih 1
sampai dua jam lagi kita nunggu nih, kata siakang sambil memasukan
rokok di bibirnya. Itu adalah kebiasaanya yang sulit di lepaskan karena
memang tidak ingin melepaskannya, yaitu merokok.
Gapapa, saya jawab, sambil nunggu saya mau nanya kabar apa di kantor yang terbaru?
O iya, saya mau lapor, kemarin kita direksi ber 4 memutuskan untuk
melakukan test terhadap 18 manager dan VP di kantor kita. Kita ingin
tahu siapa yang akan pantas untuk kita kader untuk pemimpin masa depan.
Kita pakai lembaga inimas, katanya menyebutkan sebuah lembaga papan atas
untuk manajemen HRD dalam assessment.
Wah, brand international? Ngak mahal tuh? Saya komentar
Iya, mahal,tapi ini bisa jadi benchmark kita ke depan buat GCG Good corporate govern nya mas. Jawab si akang sedikit defence.
Lalu apa hasilnya, saya bertanya cukup curious
Si akang menatap saya serius, tahu ngak mas apa komentar dari lembaga
itu . wah pak, team bapak yang 18 orang ini rata-rata IQ nya di atas
Astra pak. Diposisi sama dengan skill dfan jam terbang sama.
Wah, ge-er banget saya mas mendengar laporan begitu. Kata si akang bangga
Tapi, katanya selanjutnya, produktifitas dan deliver nya jauh di bawah!!
Jadi berkerut..maksudnya? bisa di terangin kayak saya anak SD deh…ngak faham saya istilah barusan
Iya mas, capasitas mereka tinggi, kompetensi mereka tinggi, kemapuan mereja tinggi, tetapi produktifitas mereka rendah.
Saya bertanya, produktifitas kan masalah manajemen? Masalah di
reksi..mereka ngak salah dong?!..direksi yang salah, menurut saya
loh..kata saya kemudian
Ya itulah mas..itu menjawab mengapa
selama ini direksi kerja lebih banyak dari manajer dan VP nya. Karena
direksi tidak punya kemampuan memimpin. Kita tidak di review di assess
tapi kita di reksi ketohok nih.
Menarik! Kata saya kemudian, terus siapa top 3 hasil assessment terhadap 18 middle manajemen kita tersebut.
‘
Si akang menyebutkan 3 buah nama. Dan saya yangterkejut. Kemudian saya
tanya siapa 3 terendah nilainya hasil assessment. Si akang menyebut 3
nama. Nama tersebut tidak membuat saya terlalu kaget bahkan 2 dari 3
nama tersbeut sudah saya kira sebelumnya.
Ke 18 personel tersebut
saya kenal , namun apapun pendapat saya, saya bukan direksi,. Hanya
menjadi pertimbangan mereka, sehingga saya jarang komentar. Biarkan
saja. Toh mereka yangkerja. Yang setiap hari bertemu dan berinteraksi.
Lalu kembali ke 3 nama yang di sebuthasil nilai assessment yang
tertinggi nilainya. Mengapa saya terkejut, karena menurut saya 2 dari 3
nama tersebut memiliki hal yang dalam kalkulasi pendapt saya tidak masuk
memiliki nilai tinggi.
Karena menurut saya, 2 orang tersebut
memang pantas, kapisitas dan kompetnsinya saya tidak ragukan, cukup
baik. Mengapa saya tidak memberi nilai tinggi dari assessment versi
saya, sekali lagi dari versi saya. karena :collaboration quotient nya,
menurut saya rendah.
Kemampuan kolaborasinya, kemampuannya
melihat koneksi dan dealing rendah. Kalau individual player bermain
tunggal atau double dia baik, tapi team, secara banyak, ada atasan, ada
bawahan, ada peer jabatan setingkat dengannya, mengahdapi birokrat,
menghadapi blue collar labor, kayaknya interpersonal skillnya rendah.
Laporan banyak orang yang tidak nyaman atas “attitude” nya rupanya
tidak di pertibangkan. Atau tidak terbaca. Karena dalam perhitungan
sekilas parameter test assement nya sulit menangkap “emosional base
data” tersebut.
Kebanyakan menurut saya “informational base data” yang di cek. Hanya cognitive test.
Dan itu bukan survey parameter wowiek banget dah!!
Saya penggila information berbasis “emosi”. Inilah yang membuat saya
berkerut terhadap putusan nilai 3 orang yang tertinggi tersebut. Memang
sih, ngak ada lembaga yang menggunakan parameter emsoioanl base data
tersebut. Benar juga bahwa collaboration skill testnya ngak ada yang
punya. Karena ini memang ilmu specific, kebanyaknya informasi hanya
bertanya berapa umur, berapa lama kerja di..?
Tapi bertanya
menggunakan “high stake question” yang membuat orang yang di interview
sulit menggunakan logikanya karena emosinya menguasainya, sehingga
jawaban bernasi “perasaan” biasanya lebih akurat. Tapi cara bertanyanya
khan ngak langsung? Seperti anda sayang mana? Ibu atau
ayah?..hahaha..ini benar mengorek emosi perasaan tapi cara bertanyanya
yang ngak pas.
Dalam assessment untuk collaboration quotient ini
beda, dan bagi saya ini kunci sukses organisasi, dimana semuanya high
caliber collaboration person. Di sesi lain kita akan bahas tulisan
tentang ini ya. Kalau ada yang minat tentunya.
Namun disisi lain,
assessment tersebut menjawab banyak hal bagi saya. saya senang dialog
singkat tersebut dari direksi pengembangan usaha ini terjadi. Saya
mendapatkan gambaran tambahan akan organsasi tersebut. Setidaknya untuk
sedikit masa kedepan bisa saya mulai prediksi. Jujur, saya agak
khawatir. # peace be upon us