Mas, sudah lihat harga Aramco buat indikasi harga gas dan minyak
akhir-akhir ini? Demikian mitra saya dalam pesan singkatnya di hape.
Saya jawab, ngak akang? Kenapa? Ada yang aneh? Saya jawab text message
itu.
Iya mas, coba perhatikan chart setahun terakhir deh? Jawabnya kemudian
Tanpa jeda saya langsung menyalakan monitors reuters yang dikantor
jarang saya nyalakan. Saya tersendak, saya perhatikan dengan seksama dan
pasti bahwa harga bergerak turun dan trend nya turun.
Harga
turun naik dalam bar chart harian adalah hal yang biasa, namun gerakan
harga dalam jangka panjang dalam hitungan tahunan, maka bar chart
tersebut akan membuat sebuah figure atau symbol. Dan untuk dua harga
minyak serta gas alam, terdapat fakta menarik..trend nya turun.
Dalam dunia bisnis, “trend is our friend”, maka harga bergerak turun
tersebut dalam trend sulit di patahkan sampai ada indication fundamental
kuat. Dan selama ini berita buruk seperti perang yang biasanya akan
membuat oil gas demand naik, ternyata harga stabil…dan turun.
Ini merusak pemahaman fundamental bahwa kebutuhan fosil oil meningkat,
supply ketersedianya terbatas. Dimana dalam teori demand supply harusnya
kalau ketersedian terbatas demand tinggi harga naik atau trend naik.
Ini anomaly. Kebalikan!
Dalam melihat harga tersebut terutama
bagi saya ini berita buruk, sangat buruk. Saya sebenarnya juga bukan
mengharap harga naik terus baru mendapatkan faedah namun yang saya atau
mudah-mudahan banyak seperti saya adalah mengharapkan harga stabil.
Kestabilan membuat semuanya terukur, calculated.
Saya menatap
layar monitor tersebut dengan posisi berdiri. Lalu dengan membungkuk
sedikit, menggantikan keyboard saya membuka bloombergs. Saya mulai
melihat harga tambang lainnya nikel. Coal batubara, sin gas, CBM coal
base methan, Gold bullion, diamond de beers, dan semua hard commodities
lainnya.
Saya mulai menyadari sedikit dari sisi “Diablo” devil
side of me. Sisi negative saya. ini bukan masalah biasa. Ini pasti ada
mastermind nya.
Darah saya mulai naik temperaturnya. Gerakan
harga tersebut membuat saya berimaginasi. Ini semua pasti ada yang mulai
berfikir. Tidak mungkin harga bergerak sendiri. ada gerakan pasar, yang
di sebut third movement. Atau penggerak ketiga. Sang mastermind.
Biasa, memain atau pedagang atau speculator akan ber berak dengan dua
indikasi. Teknikal chart dan berita fundamental. Namun factor ke tiga
tidak di tentukan dua indikasi diatas, yang namanya posychological
movement. Indikasi gerakan berdasarkan gerakan “ big boys”. Terserah dia
mau kemanakan harga tersebut.dan kita hanya bisa membaca gerakan
berdasar data yang ada.
Dan meilhat gerakan saat ini adalah
anomaly pasar, maka saya percaya, ada yang sedang “bermain”. Apakah
sebuah Negara yang memainkan? Sepertinya saya tidak atau tepatnya belum
ada data mengindikasi kearah sana. Karena hampir smeua Negara bleeding
saat ini. Buktinya, amerika adalah Negara penghutang terbesar di dunia,
rusia goyang di titik nadir tersendah era rusia modern di bawah putin
dan china sedang bersin-bersin saat ini.
Begitu china flue, separuh dunia sakit berat.
Lalu siapa bermain?
Otak saya kembali kemasa kampus dimana di sesi kedua dalam mengambil
ilmu say amemperlajari terapan aplikasi psikology yang sedikit orang mau
mengambilnya. Saya pun terpaksa. Namanya juga dibayarin sponsor, yang
kebetukan state sponsor. Jadilah sebuah bangku kampus yang dingin dan
sepi saya duduki.
Jurusan criminal mind and forensic
investigators, master degree. Di kelas yang dingin, ruang besar,
muridnya 9. Satu angkatan hanya 23 orang. Jauh beda dengan bachelor
degree sebelumnya dimana satu angkatan bisa ada 2000 orang yang
mengambil jurusan applied psychology in business
Pelajaran hari
pertama, jam pertama seorang dosen senior yang memiliki jam terbang di
dunia militer mengajar. Dan ciri khan para dosen di kampus adalah
menceritakan resetnya atau pengalamannya yang sangat beragam dan
aneh-aneh. Salah satunya mengapa dunia saat ini begini versi sang dosen
psikologi perang ini.
It’s a Rothschild story..mulailah dia
menceritakan seroang yang menguasai dunia keuangan sejak 1760 di London
mulainya yang saat ini adalah generasi ke 7 masih memnguasai dunia
keuangan. Rothschild adalh perusahaan investment banking terbesar di
dunia. Ada di 42 negara. Dan mengusai 2 hal yang menjadi “impian” dunia
akan kemewahan. Gold mining dan belian. Dia menguasai pasar dengan de
beers nya. Mengusai mulai dari tambang hingga mengontrol produksi dunia.
Pikiran saya melayang kesana. Mulailah saya melihat korelasi
gerakan keduanya, adakah indikasi gerakan harga hard commodities ini
dengan tindakan Rothschild di dunia korporasi. Hal ini saya harus
lakukan dengan duduk di depan mbak google, dan mulai mengetik beberapa
“word indication”, kata kunci mencari koneksi tersebut.
Lalu apa yang saya dapat hanya membuat kerutan didahi saya bertambah..
Ternyata, menurut saya, saat ini konflik-konflik di dunia lebih dari
70% berlatar belakang perebutan energi fosil. Negara penghasil fossil
oil minyak bumi dan gas dinyatakan sebagai “zona perang”. Kita semua
sudah kecanduan dengan minyak bumi ini, sehingga untuk sustainable life
, untuk melangsungkan kehidupan manusia harus menguasai sumber nya.
Dan manusia serakah itu biasanya, state sponsor. Sebuah Negara besar
yang mensponsori yang modalin. Dan caranya dengan tumpah darah. Mereka
tidak turun langsung namun penduduk local di bentrokan dan di ciptakan
dendam, anger, fight.
Saya masih tidak percaya dengan sintesa
saya ini, di tambah lagi pikiran saya melambung kedepan. Jangan-jangan
ke depan …konflik akan berlatar belakang perebutan energi hayati, pangan
dan air.
Jika saat ini lokasi konflik dunia berasal di Timur
Tengah atau yang kita kenal dengan sebutan “all spring” maka ke depan
konflik dunia akan bergeser ke arah negara-negara dunia kaya akan sumber
daya alam yang berada di equator termasuk Indonesia.
Rasanya
kalau itu benar, maka kalau saya Negara besar yang melihat peluang asset
sumber daya alam di Indonesia, kemungkinan besar saya akan bikin
balkanisasi. Pecah menjadi beberapa Negara. Saya buat Indonesia menjadi 5
atau 6 negara. Toh saat ini pemimpinnya ngak memiliki kemampuan
memahami keadaan tersebut, toh DPR parlemennya “self center”
mementingkan diri dan partainya. Toh rakyatnya ngak “ngeh” karena lapar.
Saat ini semua nya sempurna untuk di pecah.
Mudah-mudahan saya salah, mudah-mudahan saya hanya melamun. # may peace always be opun us