Rabu, 28 Oktober 2015

SEKALI ENERGI ITU TERCIPTA, MEREKA AKAN TERUS ADA




Hari Jumat, 20 April 2012 jam 15.30. Saya sedang test drive motor dari kantor Kwitang ke arah Rawamangun, hujan besar di daerah by pass. Saya meneduh di bawah jalan layang. Ada puluhan motor melakukan hal yang sama. Di samping saya seorang ayah dengan anaknya berusia 10-12 tahun kira-kira berdiri merapat kedinginan, air menggenang naik cepat sehingga sejajar trotoar tempat kami berdiri.
Tiba-tiba ada mobil dengan kecepatan tinggi di dekat kami membuat siraman air kotor muncrat membasahi hingga tubuh kami, semua orang menghujat seketika termasuk sang anak kecil tadi.
Nampak sang ayah menenangkan dirinya. Saya yang berdiri di sampingnya tak kuasa untuk tidak mendengarkan percakapan ayah anak ini.
Sudah, Nak… jangan marah.”
Tapi dia kurang ajar kotori orang.”
Kalau kita marah itu energi negatif yang keluar dari diri kita... dan ingat dunia ini bulat dan energi itu kekal. Sekali energi itu tercipta mereka akan terus ada dan karena kehidupan itu berputar energi itu akan kembali ke diri kita sendiri.
Saya terdiam termangu mendengarkan…
Sang ayah melanjutkan, “Mulai sekarang kamu harus bisa mengeluarkan energi hanya yang positif. Misalnya… doakan orang tadi agar selamat sampai di rumah dengan selamat. Ikhlas dalam berdoa. Doakan semua orang yang berteduh ini selamat sampai di rumah dan tidak terkena penyakit. Doakan pengemis di pinggir jalan. Doakan apa yang kamu lihat. Anak sekolah baru pulang. Tukang sapu jalanan. Semua yang kamu lihat doakan. Percayalah hidupmu akan lurus, mudah, dan selamat dunia akhirat.
Papa selalu mencari uang halal untuk keluarga, siang malam semua papa doakan. Mamamu menanak nasi dia berdoa, ucapkan doa baik buat petani yang menanam, pedagang yang berjualan, pengendara yang membawa beras ini, petani yang menggiling padi menjadi beras. Ikan yang dimasak pun mama selalu mendoakan. Sehingga apa yang kita makan sudah disyukuri, sudah diikhlaskan, sudah diseimbangkan.”
Tak lama kemudian sebuah Alphard warna hitam tepat berhenti di depan mereka dan pintu terbuka .(saya sampai sekarang ingat nopolnya B 2377 SAA).
Mama!kata sang anak sambil naik ke mobil tersebut dan sopir mobil tersebut bertukar dengan sang ayah.
Ah, rupanya ini training day sang ayah ke anaknya untuk melihat sisi lain dari kehidupan… entah mengapa saya merasa malu teramat sangat, saya tutup wajah saya denga helm… dan menitik air mata… terima kasih Tuhan. Hari yang luar biasa untuk pelajaran yang didapat. Jujur saya ingin kenalan lebih jauh dan mencari mobil siapa itu?