Hari
Jumat, 20 April 2012 jam 15.30. Saya sedang test drive motor dari
kantor Kwitang
ke arah Rawamangun, hujan besar di daerah by
pass. Saya meneduh di bawah jalan layang. Ada puluhan motor melakukan hal yang
sama. Di samping saya seorang ayah dengan
anaknya berusia 10-12 tahun kira-kira
berdiri
merapat kedinginan,
air menggenang naik cepat sehingga sejajar trotoar tempat kami berdiri.
Tiba-tiba ada
mobil dengan kecepatan tinggi di
dekat
kami membuat siraman air kotor muncrat membasahi hingga tubuh kami, semua orang
menghujat seketika termasuk sang anak kecil tadi.
Nampak
sang ayah menenangkan dirinya. Saya yang berdiri di sampingnya tak kuasa untuk
tidak mendengarkan percakapan ayah anak ini.
“Sudah, Nak… jangan marah.”
“Tapi
dia kurang ajar kotori orang.”
“Kalau kita marah itu energi negatif yang keluar dari diri kita... dan
ingat dunia ini bulat dan energi
itu kekal. Sekali energi
itu tercipta mereka akan terus ada dan karena kehidupan itu berputar energi itu akan kembali ke diri
kita sendiri.”
Saya
terdiam termangu mendengarkan…
Sang
ayah melanjutkan, “Mulai
sekarang kamu harus bisa mengeluarkan energi hanya yang positif. Misalnya… doakan orang tadi agar selamat
sampai di rumah dengan
selamat. Ikhlas dalam berdoa. Doakan semua orang yang berteduh ini selamat
sampai di rumah
dan tidak terkena penyakit. Doakan pengemis di pinggir
jalan. Doakan apa yang kamu lihat. Anak sekolah baru pulang. Tukang sapu
jalanan. Semua yang kamu lihat doakan. Percayalah hidupmu akan lurus, mudah,
dan selamat dunia akhirat.”
“Papa
selalu mencari uang halal untuk keluarga, siang malam semua papa doakan. Mamamu
menanak nasi dia berdoa, ucapkan doa baik buat petani yang menanam, pedagang
yang berjualan, pengendara yang membawa beras ini, petani yang menggiling padi
menjadi beras. Ikan yang dimasak pun mama selalu mendoakan. Sehingga apa yang
kita makan sudah disyukuri, sudah diikhlaskan, sudah diseimbangkan.”
Tak
lama kemudian sebuah Alphard warna hitam tepat berhenti di depan mereka dan
pintu terbuka .(saya sampai sekarang
ingat nopolnya
B 2377 SAA).
“Mama!” kata sang anak sambil naik ke mobil tersebut dan sopir mobil tersebut bertukar dengan
sang ayah.
Ah, rupanya ini training day sang ayah
ke anaknya untuk melihat sisi lain
dari kehidupan… entah
mengapa saya merasa malu teramat sangat,
saya
tutup wajah saya denga helm… dan
menitik air mata… terima
kasih Tuhan. Hari yang luar biasa untuk pelajaran yang didapat. Jujur saya ingin kenalan lebih jauh
dan mencari mobil siapa itu?